Rabu 12 Dec 2018 14:33 WIB

Keganjilan-Keganjilan Penyerangan Mapolsek Ciracas

Saksi melihat ada formasi tapal kuda dalam penyerangan di Ciracas.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas pemadam kebakaran bergegas seusai memadamkan api yang melanda Polsek Ciracas, Jakarta, Rabu (12/12/2018).
Foto: Antara/Putra Haryo Kurniawan
Petugas pemadam kebakaran bergegas seusai memadamkan api yang melanda Polsek Ciracas, Jakarta, Rabu (12/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor polisi sektor Ciracas rusak setelah diserang dan dibakar oleh sekelompok orang, Selasa (12/12) malam. Diduga, perusakan yang terjadi dilakukan secara terencana dan terorganisasi.

Seorang sumber keamanan yang ditemui di lokasi mengatakan, ia melihat sekelompok orang yang membentuk semacam barikade dengan pola seperti tapal kuda. "Seperti formasi tapal kuda begitu, jadi teratur barisannya. Setelah itu, baru masuk ke kantor polsek dan menyerang," ujarnya.

Ia menyampaikan, jumlah orang yang menyerang kantor polsek mencapai ratusan orang. Para penyerang, lanjutnya, berpakaian preman seperti warga biasa.

Sumber lain dari saksi kejadian mengungkapkan keganjilan lain dari peristiwa semalam. Sesaat sebelum kejadian, lampu jalan di sekitar kantor polsek sempat mati.

"Biasanya, lampu jalan itu nyala. Tapi, kemarin sebelum ada ribut-ribut itu kebetulan nggak nyala," ujarnya.

Baca juga, Baca juga, Ricuh Ciracas, Kapolsek Ikut Dipukuli.

Saat kejadian berlangsung, ia mengaku hanya melihat kejadian dari celah kecil di balik tembok. Dari pengelihatannya, ia memperhatikan jalan di depan rumahnya penuh dengan orang-orang tidak dikenal.

"Macem-macem, ada yang muda ada juga yang kelihatan tua. Rambutnya ada yang gondrong, tapi diiket gitu. Ada juga yang pendek biasa. Nggak terlalu jelas soalnya gelap dan saya takut," ucapnya.

Ia mengatakan, keributan yang terjadi dilakukan dalam dua gelombang dalam rentang waktu tidak lebih dari 30 menit. Gelombang kedua, lanjutnya, lebih besar dari gelombang sebelumnya.

"Saya nggak lihat gimana mereka ngerusaknya. Dari pendengaran saya, ada bunyi 'gubrak' kayak mobil dihancurin dan 'gumprang' kayak kaca dipecahin berkali-kali di dua waktu yang beda itu," tuturnya.

Setelah itu, ia melihat dari celah di balik tembok ada api yang berkobar pada tengah malam. Ia mengaku, tidak dapat ke mana-mana karena khawatir menjadi korban. Di sisi lain, ia juga merasa takut api menjalar ke bangunan lain mengingat lokasi Polsek Ciracas berhimpitan dengan permukiman warga.

Kondisi mulai kondusif menjelang dini hari. Saat itu, orang-orang di sekitar lokasi baru mulai memberanikan diri untuk keluar rumah dan melihat sisa-sisa kejadian. Petugas pemadam kebakaran juga mampu menjinakkan api yang berkobar.

Akibat kejadian itu pula, Kapolsek Ciracas Kompol Agus Widar turut menjadi korban kekerasan saat sekelompok massa menyerang kantor polsek Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (11/12) malam.

Agus mengalami luka dalam di bagian perut dan dada. Ia pun dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka yang dideritanya. "Pak Kapolsek sempat dipukul di bagian dada dan bahu. Sekarang, sudah dirawat di RS Polri," kata salah satu petugas piket, Aiptu Harsono, saat ditemui di lokasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement