Selasa 11 Dec 2018 15:10 WIB

Pembangunan Area Helipad Terbesar di Purwakarta Dikebut

Pos TNI AU ini menjadi lokasi helipad terbesar di Purwakarta.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Lokasi pembangunan Pos Cikopo TNI AU Lanud Suryadarma, di Desa Cikopo, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Selasa (11/12). Di lokasi seluas 21 hektare ini, dibangun tiga landasan helipad terbesar di wilayah itu.
Foto: Foto: Ita Nina Winarsih
Lokasi pembangunan Pos Cikopo TNI AU Lanud Suryadarma, di Desa Cikopo, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Selasa (11/12). Di lokasi seluas 21 hektare ini, dibangun tiga landasan helipad terbesar di wilayah itu.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- TNI AU Lanud Suryadarma mempercepat pembangunan pos udara Cikopo, yang berada di Kampung Krajan RT 06/03, Desa Cikopo, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta. Saat ini, pembangunan baru memasuki tahapan pemerataan tanah. Targetnya, pembangunan tersebut akan selesai pada Maret 2019 mendatang.

Kepala Intelejen Lanud Suryadarma Kalijati, Letkol Sus Dian Syaprilan mengatakan, TNI AU memiliki aset tanah seluasa 21 hektare di Desa Cikopo tersebut. Lahan itu, akan difungsikan sebagai pos udara. Salah satunya, dengan menyediakan fasilitas untuk landasan helikopter (helipad).

"Ada tiga titik helipad dengan ukuran masing-masing 25 meter x 25 meter. Helipad ini, merupakan yang terbesar di wilayah Purwakarta ini," ujar Dian, kepada Republika.co.id, Selasa (11/12).

Awalnya, lanjut Dian, lokasi itu merupakan perumahan dinas untuk para anggota TNI AU. Namun, seiring berjalannya waktu, perumahan itu tidak berkembang. Serta, hanya dimanfaatkan oleh pensiunan beserta keluarganya.

Kemudian, beberapa bulan yang lalu, lokasi itu ditertibkan. Keluarga pensiunan anggota TNI diberi kompensasi untuk meninggalkan rumah dinas tersebut. Setelah itu, lahan dibangun menjadi pos pangkalan udara. Salah satunya, dengan fasilitas helipad.

Untuk pemerataan tanah ini, lanjut Dian, awalnya ditargetkan selesai awal Desember ini. Namun, karena terkendala cuaca, jadi pemerataannya tersendat. Sebab, ketika curah hujan tinggi, lalu lintas truk pengangkut material tanah merah ini, turut berhenti. Mengingat, pekerjaan ini memertimbangkan keselamatan.

Apalagi, saat musim penghujan jalanan yang dilintasi truk ini menjadi lebih licin. Karenanya, arus lalu lintas truk pengangkut tanahnya di atur. Lalu, ketika panas, ada petugas dan armada yang khusus membersihkan jalan serta menyemprot ceceran tanah merah itu.

Tahapan pemerataan tanah ini, lanjut Dian, pasti ada imbasnya ke masyarakat. Seperti, debu kalau musim panas, dan jalanan jadi licin saat hujan. Tapi, kita sudah safety. Yaitu, dengan melibatkan masyarakat setempat. Masyarakat ini, dikaryakam untuk membantu menangani jalanan yang berdebu dan licin. "Namun, jika pemerataan sudah selesai dampaknya juga akan berkurang," ujarnya.

Ke depan, pos TNI AU ini menjadi lokasi helipad terbesar di Purwakarta. Pasalnya, helipad ini bisa menampung pesawat sejenis Super Puma. Termasuk, jika nanti Presiden atau jajaran menteri melakukan kunjungan melalui jalur udara, maka hekikopternya bisa mendarat di wilayah ini.

Bahkan, kata Dian, kawasan ini luasanya mencapai 21 hektare. Jadi, bisa dikembangkan untuk areal lainnya. Misalkan, jadi wilayah pergudangan. Mengingat, lokasinya cukup strategis untuk mendukung sektor bisnis.

"Kita akan jajakan kerja sama, antara TNI AU dengan Pemkab Purwakarta. Sebab, sisa lahan ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya," ujarnya.

Ketua RT 06/03, Desa Cikopo, Aceng Sutiawan (43 tahun) mengharapkan, dengan adanya pos TNI AU ini bisa berkontribusi terhadap masyarakat sekitar. Terutama, masalah kesejahteraan. Dengan kata lain, pos pangkalan udara ini bisa memberi dampak positif terhadap perekonomian masyarakat.

"Apalagi, lokasi itu bisa dimanfaatkan untuk sektor bisnis. Kami harap, bisa berdampak ke warga. Minimalnya, jika ada lowongan pekerjaan, bisa melibatkan warga kami," ujar Aceng. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement