REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana menjadikan lintasan pejalan kaki (citywalk) di sepanjang Jalan Slamet Riyadi sisi selatan menjadi kawasan seperti Malioboro di Yogyakarta. Konsep tersebut sedang dimatangkan oleh Pemkot.
Konsep penataan citywalk bertujuan untuk menghilangkan kesan kumuh dan memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, ada beberapa aturan yang diterapkan untuk mendukung konsep citywalk menjadi seperti Malioboro.
Salah satunya, larangan pedagang meninggalkan dagangan di area citywalk. Pemkot akan meniru konsep di beberapa negara dimana para pedagang cukup membawa meja lipat. Setelah selesai berdagang, sisa dagangan dibawa pulang kembali. Sehingga pedagang tidak perlu membawa gerobak.
"Konsepnya sedang kami matangkan. Jangan sampai citywalk menjadi kumuh dan muncul PKL baru," kata dia.
Karenanya, nantinya Pemkot akan menyeleksi pedagang yang bisa berjualan di citywalk Jalan Slamet Riyadi. Dagangan yang dijual terutama suvenir atau kerajinan tangan khas Solo. "Itu nanti khusus malam hari," kata dia.
Namun, realisasi konsep tersebut masih harus menunggu penyelesaian proyek penataan citywalk. Penataan tersebut berupa perbaikan drainase dan penataan ulang taman.
"Harus kami selesaikan dulu dari Purwosari sampai Gladak disamakan semua. Baru Dinas UKM, Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian kami kumpulkan kami ajak bicara untuk membahas supaya citywalk hidup dan terang," ungkap Wali Kota.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Solo, Endah Sitaresmi, mengatakan, penataan citywalk di Jalan Slamet Riyadi akan dilanjutkan tahun depan. Proyek penataan taman dan citywalk tersebut akan dilaksanakan per segmen.
Tahun ini, dilakukan penataan segmen Gladak hingga timur Nonongan. Kemudian tahun depan Pemkot akan mengerjakan sepenggal di barat RS TNI DKT. Selain itu, Pemkot juga melakukan penataan taman. Penataan taman menjadi rangkaian pengerjaan proyek drainase citywalk Jalan Slamet Riyadi.
Surabaya Kota Terpopuler, ini Program Sukses Unggulan Risma
"Penataan ulang taman mendesak dikerjakan sekaligus mempercantik wajah Kota Solo," katanya.
Konsep penataan taman sama seperti di depan Rumah Dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung. Ketinggian taman diatur agar tidak jauh berbeda dengan jalan raya. Saat ini, taman lebih tinggi dari jalan raya. Kondisinya tidak tertata rapi.
Beberapa taman juga rusak karena terinjak. Kondisi tersebut menyebabkan penataan ulang menjadi hal mendesak. Namun, Endah menyatakan pekerjaan harus dilakukan bertahap karena keterbatasan anggaran.
"Kami akan menyelesaikan sesuai anggaran. Tahun ini Gladak sampai pertengahan Kauman. Karena drainasenya beda-beda sehingga memungkinkan dikerjakan per segmen," ucap dia.
Sementara itu, terkait penataan citywalk Purwosari masih akan menunggu pelaksanaan proyek pembangunan flyover Purwosari. Pembangunan flyover tersebut menggunakan anggaran pemerintah pusat. "Kondisi citywalk di Purwosari sudah cukup baik. Namun, ke depan kemungkinan ada pengurangan karena terkena pelebaran badan jalan," ungkapnya.