REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, menginstruksikan supaya petani memercepat masa tanam di musim rendeng ini. Sebab dari target luasan tanam Oktober 2018 sampai Maret 2019, yang mencapai 27 ribu hektar, hingga kini yang telah tanam baru 8.000 hektar. Karena itu, petani harus segera mempercepat tanam sebelum memasuki puncak musim hujan.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengatakan, sampai sekarang masih ada 19 ribu hektar lagi yang masih belum tanam.
"Ada sejumlah keuntungan jika petani mau memercepat tanam. Salah satunya ketika masuk ke puncak musim hujan, tanaman padi sudah tinggi. Jadi, jika ada genangan air, padinya telah kuat dan tidak rawan membusuk," ujar Agus kepada Republika.co.id, Jumat (7/12).
Selain mengimbau untuk percepat tanam, lanjut Agus, pihaknya juga menyarankan kepada petani supaya lebih bijak dalam menggunakan benih padi. Salah satu pertimbangannya yaitu musim penghujan. Musim dingin ini, tanaman padi sangat rawan terserang hama pengganggu.
Karena itu petani harus cermat dalam memilih bibit padi. Dari puluhan bibit yang telah dirilis Kementerian Pertanian, lanjut Agus, ada beberapa di antaranya yang dianjurkan untuk dimanfaatkan saat musim rendeng.
Seperti Inpari 31, Inpari 32, Ciherang, Mekongga. Sedangkan untuk benih padi yang genjah, diusulkan bisa menggunakan Inpari 42 dan Inpari 43. Benih padi yang diusulkan itu, sangat cocok dimanfaatkan di musim rendeng ini. Salah satu keuntungannya yaitu benih tersebut tahan terhadap serangan hama.
Terkait dengan pengendalian hama, lanjut Agus, sudah ada sejumlah petani yang memanfaatkan tanaman repugia atau sejenis kenikir untuk menangkal hama. Repugia ini berfungsi juga untuk tempat inang sementara musuh alami dari hama padi.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Siliwangi, Desa Nagrak, Kecamatan Darangdan, Dadang, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dengan adanya perhatian dari pemerintah ini. Salah satunya, perhatian berupa bantuan benih dan pupuk organik.
"Bantuan untuk satu hektar sawah, yaitu 25 kilogram benih, 1.300 kilogram pupuk granular, serta 10 liter pupuk organik cair," ujar Dadang.