REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekerja proyek pembangunan Trans Papua menjadi korban penyekapan dan penembakan kelompok kriminal separati bersenjata (KKSB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM). Setidaknya 19 orang tewas akibat penembakan itu. Sebanyak 16 jenazah telah berhasil dievakuasi dan jenazah lainnya masih dalam pencarian.
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar menyampaikan, pada Ahad 2 Desember 2018, pihaknya mendapatkan informasi adanya korban penembakan. Namun di saat yang bersamaan dia juga mengaju mendapatkan keterangan adanya warga yang masih disandera oleh KKSB.
“Informasi awal yang kami terima masih simpang siur, ada penembakan ada penyanderaan tapi kemudian dengan izin Panglima Kodam, personel TNI/Polri yang ada di Wamena untuk dikirim ke TKP,” kata Martuani dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (7/12).
Sebanyak 25 personel gabungan tersebut, pada Senin (3/12) kemudian berangkat menuju TKP. Namun dalam perjalanan kata dia, dihentikan oleh masyarakat dan diinformasikan bahwa mereka kalah jumlah personel bila harus berhadapan dengan KKSB saat itu.
Baca juga, Menhan: Pembantai Pekerja di Papua adalah Pemberontak.
Berdasarkan laporan tersebut, lanjut dia, kepolisian meminta bantuan dari Kodam XVII Cenderawasih untuk mengerahkan anggota TNI Polri yang ada di wilayah Jayawijaya untuk bergabung dengan anggota TNI Polri yang tergelar di Wamena. Hingga pada Selasa (4/12) pagi barulah personel gabungan TNI Polri berangkat menuju TKP dengan kekuatan 149 personel dan mengunakan 25 unit kendaraan.
Dalam perjalanan menuju TKP juga personel gabungan menemukan empat karyawan PT. Istaka Karya dan enam warga yang kemudian diamankan. Selanjutnya dengan bantuan heli milik TNI korban selamat tersebut dievakuasi dari Mbua ke Wamena.
Dari keterangan saksi selamat itulah lanjut Martuani, bahwa pada 1 Desember 2018 karyawan PT Istaka yang berada di Kamp berjumlah 28 orang. Saat yang bersamaan ada kegiatan masyarakat bakar batu dan beberapa karyawan PT. Istaka Karya turut ikut bakar batu.
Acara bakar batu dimulai dari jam 09.00 WIT sampai 15.00 WIT. Usai acara bakar batu itulah kemudian KKSB pimpinan Egianus Kogoya mendatangi Kamp.
“Seluruh karyawan yang ada di Kamp dikeluarkan dan diperintahkan untuk diikat, karyawan tersebut digiring, sampai ke kampung Karunggame. Dikarungame mereka bermalam dengan kondisi tangan terikat,” kata dia.
Cerita saksi, pada Ahad 2 Desember 2018 sekitar pukul 08.00 WIT seluruh karyawan yang disandera diperintah untuk berjalan menuju Puncak Kabo. Perjalanan menuju lereng bukit kabo selama dua jam dan mereka diperintahkan untuk berbaris dan jongkok.
“KKSB melakukan tarian perang dan mengeksekusi satu persatu karyawan PT, korban yang masih hidup saat itu terlalu cepat melarikan diri sebanyak 3 orang,” jelasnya.