Sabtu 08 Dec 2018 00:20 WIB

Fasilitas di Skybridge Tanah Abang Perlu Ditambah

Skybridge Tanah Abang belum ramah difabel.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ani Nursalikah
Pejalan kaki melintasi skybridge atau Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang, Jakarta, Jumat (7/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pejalan kaki melintasi skybridge atau Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang, Jakarta, Jumat (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Teguh Nugroho meninjau uji coba Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) atau skybridge Tanah Abang bagi pejalan kaki, Jumat sore (7/12). Menurut dia, ada beberapa fasilitas yang perlu ditambah untuk kenyamanan, keamanan, dan kemudahan pengguna JPM.

Fasilitas tersebut seperti penanda atau petunjuk arah menuju lokasi yang bisa ditempuh melalui tiap-tiap jembatan penghubung. Ia mengatakan, PD Pembangunan Sarana Jaya akan memasang penanda tersebut di pintu yang menghubungkan Stasiun Tanah Abang dengan JPM. Penumpang kereta yang keluar tahu ke arah mana yang bisa ditempuh untuk sampai di tujuannya masing-masing.

"Tadi KAI (PT Kereta Api Indonesia) bilang, penumpang masih banyak yang kebingungan harus ke mana," ujar Teguh di JPM Tanah Abang, Jumat sore.

Selain itu, toilet umum perlu ditambah. Menurutnya, dua unit smart toilet dengan masing-masing dua bilik itu kurang untuk melayani para pengguna JPM Tanah Abang. Apalagi, toilet tersebut hanya terletak di ujung yang jaraknya cukup jauh karena JPM yang panjang.

"Terus disini tambahan toilet juga sepertinya masih kurang, dan terlalu jauh. Toiletnya bisa dibangun di tengah-tengah ini, kasihan kalau mereka harus ke ujung-ujung," kata Teguh.

Ia juga menyebut, perlu juga disediakan beberapa bangku taman yang disebar di sepanjang JPM. Ia mengkhawatirkan orang-orang lanjut usia (lansia) dan difabel yang melalui JPM memerlukan tempat duduk untuk sekadar beristirahat.

Menurut Teguh, JPM Tanah Abang juga harus ramah terhadap penyintas disabilitas. Misalnya, akses di pintu penghubung stasiun dan JPM masih terlalu tinggi untuk dilintasi kursi roda. Ia meminta PD Pembangunan Sarana Jaya menambah fasilitas pegangan dan akses tersebut dibuat lebih landai.

Di tiap-tiap ramp atau jembatan penghubung juga belum dilengkapi guiding block atau ubin berwarna kuning sebagai jalan pemandu bagi penyandang disabilitas. "Karena kita khawatir lansia dan disabilitas yang perlu istirahat susah dan jarak ini kan jauh," kata Teguh.

Ia menambahkan, para pedagang dan masyarakat mengkhawatirkan pintu jembatan penghubung di Jalan KS Tubun atau Blok G sebagai tempat mangkal copet. Untuk itu, diperlukan petugas keamanan yang berjaga agar para pengguna JPM bisa lebih nyaman melewatinya.

Teguh mengatakan uji coba JPM melalui pintu stasiun pagi tadi berjalan baik. Uji coba masih perlu dilakukan pada waktu-waktu saat kepadatan arus penumpang lebih banyak, yakni pada pagi dan sore hari, ketika berbarengan dengan jam berangkat dan pulang kerja.

Ia mengatakan peresmian akan dilakukan setelah PT KAI selesai menggeser gate taping untuk menghindari penumpukan antara penumpang yang transit, keluar dan masuk stasiun. Perkiraan pengerjaan tersebut selesai pada Ahad nanti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement