Kamis 06 Dec 2018 21:04 WIB

Jakarta Smart City Bangun Citizen Relation Management

Melalui aplikasi ini laporan masyarakat akan masuk langsung ke pihak Kelurahan.

Red: EH Ismail
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat peluncuran Program Jakarta Satu di Balai Kota DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat peluncuran Program Jakarta Satu di Balai Kota DKI Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Unit Pelaksana (UP) Jakarta Smart City Provinsi DKI Jakarta, Setiaji mengatakan,  pihaknya tengah membangun aplikasi bernama Citizen Relation Management. Aplikasi ini akan menjembatani laporan warga ke pemerintahan.

Menurut Setiaji, melalui aplikasi ini laporan masyarakat akan masuk langsung ke pihak Kelurahan.  "Itu lebih cepat dibandingkan harus masuk ke admin dulu, baru admin menyampaikan ke SKPD terkait," kata Setiaji.

Ia menjelaskan, pengaduan yang masuk akan langsung diterima dalam aplikasi bernama CRM. Nanti akan keluar notifikasi saat ada laporan. Sedangkan untuk pengerjaan laporan, Setiaji mengklaim ada perubahan signifikan rata-rata laporan yang dikerjakan. Awalnya pengerjaan mencapai 300 jam.

"Rata-rata 300 jam hampir seminggu lebih, bisa dikurangin hingga 9 jam. Paling cepat 7 menit," ujarnya.

Setiaji menambahkan, awalnya pihak-pihak tersebut terganggu menerima laporan dalam waktu berdekatan. Namun saat ini sudah tidak lagi.

Selain itu, Smart City juga menggunakan Internet of Things (IoT) dalam penerapannya. Salah satunya untuk menelusuri pergerakan Transjakarta, truk sampah, dan ambulans.

Untuk ambulans, penerapannya dengan mengintegrasikan dengan layanan panggilan darurat 112,  mengirimkan ambulans yang terdekat dengan lokasi laporan."Kemudian banjir, bisa tahu ketinggian air di pintu-pintu air, kondisinya sudah seperti apa, darurat, bahaya, sehingga bisa respon lebih cepat dibandingkan lapor manual," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement