Kamis 06 Dec 2018 09:16 WIB

Insiden Papua, Aparat Harus Lebih Waspada

Aparat keamanan dinilai lalai terhadap gerakan separatis.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Joko Sadewo
Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembunuhan pekerja proyek jalan trans Papua oleh kelompok separatis atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) menjadi sorotan.

Wakil Ketua Dewan Kerhormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo menilai kelalaian ini bisa jadi diakibatkan aparat terlalu sibuk dengan kelompok oposan. Sehingga protap deteksi dini atas keselamatan kerja terabaikan.

Menurut dia, aparat keamanan belakangan terlalu sibuk mengawasi kelompok Islam, aktivis demokrasi dan kelompok yang bersebrangan dengan pemerintah. Padahal, kata Dradjad, mereka hanya berkata-kata.

"Orang-orang atau kelompok yang bergerak di ruang demokratis itu justru dikasih 'palu godam', sedangkan mereka yang sudah menghilangkan nyawa warga negara lolos dari perhatian," katanya.

Mantan Ketua Dewan Informasi Strategis dan Kebijakan (DISK) Badan Intelijen Negara (BIN) ini, menyebut hal semacam ini bukan kasus pertama. "Harus berapa nyawa lagi yang dikorbankan akibat kelalaian ini," tegas Drajad.

Energi aparat keamanan ini, menurut dia, seperti habis karena sibuk mengawasi kelompok kritis, yang masih di wilayah demokratis. Sehingga lalai menjaga keamanan dan keselamatan warga negara dari kelompok separatis.

Diberitakan sebelumnya sejumlah media bahwa pada hari Senin tanggal 03 Desember 2018 sekitar pukul 15.30 Wit  diperoleh informasi telah terjadi pembunuhan di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yall Kabupaten Nduga terhadap 31 orang tukang yang dilakukan oleh kelompok Gerakan Separatis Bersenjata/GSB Para korban meninggal 19 orang merupakan pekerja jembatan Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi Kab. Nduga yang sedang mengerjakan pembangunan di Papua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement