REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Sebanyak 197 warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel) positif mengidap HIV. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Deden Deni mengatakan, hal itu diketahui melalui Sistem Informasi HIV-AIDS (SIHA).
Ia menjelaskan, dari 7.718 warga Tangsel yang dites di layanan kesehatan, sekitar 197 ditemukan positif. Beberapa orang di antara pengidap itu merupakan ibu rumah tangga. "169 kasus positif mendapatkan antiretrovirals (ARV) dan sekitar 28 orang dirujuk keluar," kata dia dalam ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (5/12).
Ia mengakui, data itu masih jauh dari angka sebenarnya di lapangan. Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk berani memeriksakan dirinya ke layanan kesehatan.
Dengan mengetahui status kesehatan sejak dini, kata dia, maka dapat dilakukan perlindungan terhadap keluarga dan orang-orang di sekitar. Ia berharap, permasalahan HIV di kotanya dapat dicegah sedini mungkin.
"Kelompok Berisiko yang tercantum dalam Permenkes 43 tahun 2016, harus berani mengetahui Status HIV-nya. Karena dengan mengetahui status, jika hasilnya reaktif atau positif maka akan langsung mendapatkan obat ARV," kata dia.
Deden mengklaim, ARV dapat membuat penderita HIV tetap bisa hidup normal. Selain itu, penderita juga akan diberikan pendampingan.
Sementara warga yang negatif HIV, tapi tetap berisiko akan terus mendapatkan konseling kesehatan bagaimana agar tidak tertular HIV. Langkah itu, kata dia, dapat mendorong percepatan tercapainya penurunan epidemi HIV sehingga Indonesia dapat mencapai “3 Zero” pada tahun 2030. Tiga zero tersbeut yaitu, tidak ada infeksi baru HIV, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi pada ODHA.
"Semoga apa yang menjadi tujuan kita bersama dapat penanggulangan HIV AIDS dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab, sehingga dapat menuai hasil yang maksimal," ujar dia.