REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menargetkan penataan pedagang kaki lima (PKL) di seluruh wilayah agar sesuai dengan estetika kota. Tahun 2019, tiga titik PKL siap ditata agar tidak menganggu ketertiban.
Ketua Satgasus Kota Bandung yang juga Wakil wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan memang masih banyak pekerjaan rumah untuk penataan PKL. Apalagi permasalahan kota besar salah satunya adalah pelanggaran tempat berdagang PKL yang melanggar aturan.
Yana mengatakan penataan akan dilakukan secara bertahap. Tahun depan, rencananya ada tiga titik yang sudah siap ditata.
"(Yang siap ditata) Cicadas, Cikapundung Barat, sama BIP (Bandung Indah Plaza) belakang," kata Yana usai menghadiri acara Pembinaan dan Evaluasi PKL di Hotel El Royale, Kota Bandung, Selasa (4/12).
Ia mengatakan secara garis besar konsep penataan di kawasan tersebut sudah cukup matang. Pemkot pun sudah berupaya mengkomunikasikan dengan PKL yang berjualan di lokasi tersebut.
Misalnya, kata dia, untuk PKL Cicadas Pemkot sudah menjalin komunikasi intens untuk menampung aspirasi pedagang. Pemkot sudah menyiapkan konsrp ukuran dan tenda untuk memfasilitasi pedagang berjualan tapi tetap memberikan ruang bagi pejalan kaki.
"Kayak mislanya Cikapundung Barat. Itu kan ada riverspot. Jadi mungkin tendanya yang bisa tembus kiri kanan. Jadi si pembeli bisa lihat sungai bisa lihat jalan. Nanti kita coba," ujarnya.
Ia mengatakan nantinya titik berjualan PKL ini akan diramaikan dengan keberadaan komunitas seperti penyanyi jalanan, komunitas seni dan budaya. Sehingga PKL tak hanya tempat berdagang saja tapi juga memiliki aktivitas yang menarik pengunjung.
Untuk mendukung hal ini, ia pun meminta dukungan perusahaan swasta untuk bisa turut serta berperan dalam penataan PKL. Salah satunya dengan pemberian CSR yang membantu mempercantik lokasi berjualan PKL.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
