Selasa 04 Dec 2018 13:24 WIB

DPR Sebut Tindakan KKB di Papua Masuk Definisi Terorisme

Komisi I DPR menilai pembunuhan 31 pekerja di Nduga mencederai kedaulatan NKRI

Rep: Amri Amrullah & Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Pembunuhan (Ilustrasi)
Foto: pixabay
Pembunuhan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari menilai penembakan terhadap 31 pekerja pembangunan jalan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB) telah mencederai kedaulatan NKRI. Menurutnya, penembakan tersebut bukan lagi sebagai tindakan kriminal biasa.

"Ini bukan lagi soal kelompok kriminal, ini menciderai kedaulatan NKRI, setiap jengkal tanah Republik ini harus aman dari setiap rongrongan kelompok macam ini,” ujar Abdul Kharis dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/12).

Abdul Kharis pun meminta Polri untuk mengusut tuntas kejadian tersebut. Ia juga meminta TNI ikut turun tangan untuk memberikan perlindungan kepada pekerja yang sedang membangun tanah Papua.

"Kalau perlu terjunkan TNI jika dibutuhkan dan mendesak, jangan ada sejengkalpun tanah Indonesia yang dibawah kendali Gerakan Separatisme dan melakukan kekejian terhadap rakyat Indonesia" kata Abdul Kharis.

Baca juga: Pembunuhan 31 Pekerja Diduga karena Foto Upacara OPM

Menurut anggota DPR dari Fraksi PKS ini, TNI dan BIN tentu sudah mempunyai data dan infomasi intelijen terkait kasus tersebut. Sehingga ia yakin dapat menganalisis situasi dan kondisi di lapangan untuk mengambil langkah-langkah dan tindakan lain yang diperlukan. "Tentu dengan kerjasama dan koordinasi dengan Kepolisian," katanya.

Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi menilai penembakan terhadap 31 pekerja pembangunan jalan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB) sudah masuk dalam definisi terorisme. Karenanya, ia meminta agar TNI perlu terlibat dalam penanggulan aksi tersebut.

"Ini sudah masuk definisi terorisme, menebarkan rasa takut yang sistemik. Dalam kasus ini, saya rasa TNI perlu ikut terlibat dalam upaya penanggulangan terorisme bersama Polri di Papua," ujar Bobby kepada wartawan, Selasa (4/12).

Menurutnya, itu karena kondisi medan memerlukan penanganan dari pasukan khusus TNI. "Jadi perlu penanggulangan khusus dimana TNI infanteri yang saat ini memiliki teknik Jungle Warfare," ujar Bobby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement