REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menilai Reuni 212 yang digelar Ahad (2/12) kemarin murni gerakan hati untuk menyampaikan aspirasi terkait apa yang dirasakan umat Islam. Dia membantah reuni itu terkait dengan kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2019.
"Menurut saya seharusnya bisa menjadi sesuatu yang bisa diambil secara jernih apa yang berkembang dan apa yang dirasakan 212 khususnya umat Islam. Agar kehidupan berbangsa kita tambah baik tambah damai tambah sejuk," ujar Zulkifli yang merupakan Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (3/12).
Ia juga menyatakan reuni 212 bukan untuk elektoral jelang Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres). Karena itu, dia menampik apabila kehadiran calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam acara Reuni 212 untuk menarik suara umat Islam yang hadir.
"Ini bukan soal elektoral, ini soal reuni, dan yang paling penting saya datang sebagai Ketua MPR untuk meminta temen-temen alumni 212 untuk menjadi pelopor pemilu damai, menggembirakan, dan pemilu yang bersahabat," kata Zulkifli.
Namun, dia tidak mempersoalkan apabila adanya pihak yang menilai reuni akbar alumni 212 itu sebagai kampanye terselubung karena setiap orang memiliki hak untuk berpendapat. Dia menilai hak tiap orang berpendapat apapun terkait Reuni 212 tersebut, terutama dalam iklim demokrasi Indonesia.
"Ya itu hak orang berpendapat, ya tidak masalah, orang mau berbicara A, berbicara B itu hak, ini kan demokrasi. Tapi, menurut saya Reuni 212 adalah gerakan hati," ujarnya.
Dia pun mengaku datang ke acara Reuni 212 pada Ahad (2/12) sebagai ketua MPR RI. Zulkifli menyatakan kehadirannya bukan sebagai ketua umum PAN ataupun tim sukses pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.