Ahad 02 Dec 2018 14:24 WIB

Kemenko PMK Luncurkan Masyarakat Berbasis Budaya

Masyarakat ikut berperan aktif melestarikan berbagai bentuk kebudayaan.

Ratusan seniman menampilkan Tari Cak Kolosan saat syukuran penyelesaian patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Jimbaran, Bali, Sabtu (4/8). Patung setinggi 121 meter tersebut terdiri dari 754 modul dirancang selama 28 tahun oleh seniman Nyoman Nuarta yang nantinya akan digunakan untuk menyambut para delegasi Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (Annual Meeting IMF-WB) 2018.
Foto: ANTARA FOTO/Wira Suryantala
Ratusan seniman menampilkan Tari Cak Kolosan saat syukuran penyelesaian patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Jimbaran, Bali, Sabtu (4/8). Patung setinggi 121 meter tersebut terdiri dari 754 modul dirancang selama 28 tahun oleh seniman Nyoman Nuarta yang nantinya akan digunakan untuk menyambut para delegasi Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (Annual Meeting IMF-WB) 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama para seniman tari di Provinsi Jawa Tengah mengajak masyarakat ikut berperan aktif melestarikan berbagai bentuk kebudayaan. Asisten Deputi Nilai dan Kreativitas Budaya Kemenko PMK Alfredo Sani Fenat mengatakan kesenian merupakan bagian dari kebudayaan yang perlu dijaga dan dilestarikan semua pihak.

Terkait dengan upaya melestarikan kebudayaan tersebut, Kemenko PMK meluncurkan Gerakan Masyarakat Berbasis Budaya."Ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk terus berkoordinasi dengan seniman dan pelaku budaya agar masyarakat mencintai budaya yang dimiliki bangsa, bukan hanya kegiatan sesaat dan program berbasis proyek semata," ujarnya, Sabtu (1/12).

Hal tersebut disampaikan Alfredo di sela penyelenggaraan Pentas Tari Bersama Forum Silaturahmi Sanggar Tari (FSST) Jawa Tengah di Taman Indonesia Kaya, Kota Semarang. Menurutnya kegiatan pementasan tari semacam ini menjadi instrumen yang dapat berpijak kuat pada masyarakat dalam pelestarian kebudayaan.

"Kami akan terus melaksanakan kegiatan serupa di berbagai daerah dengan melibatkan para seniman dan masyarakat," katanya.

Gerakan Masyarakat Berbasis Kebudayaan, kata dia, merupakan gerakan yang dibangun agar masyarakat terlibat dalam perlindungan dan pengembangan kebudayaan. "Bahwa kebudayaan merupakan bagian dari revolusi mental yang dibangun pemerintah Indonesia seperti kegiatan malam ini, dalam pertunjukkan seni tari, masyarakat mengapresiasi langsung proses kreatif seniman," ucap dia.

Ketua FSST Jateng Yoyok Bambang Priyambodo mengapresiasi bentuk kepedulian pemerintah mulai tingkat nasional, provinsi hingga kota dalam melestarikan kebudayaan, khususnya seni tari. Yoyok menilai dukungan seperti ini dapat mempercepat proses pemajuan kebudayaan dan gerakan revolusi mental yang tengah gencar dilaksanakan oleh pemerintah.

"Kegiatan semacam ini dapat menciptakan ruang baru bagi seni tari di Semarang, apalagi atmosfer kesenian mulai bertumbuh dan dapat diapresiasi oleh masyarakat luas," ujarnya.

Pada Pentas Tari Bersama, ratusan masyarakat yang memadati Taman Indonesia Kaya dihibur sajian tari dari beberapa sanggar tari antara lain, Sanggar Greget, Studio Taksu, Sanggar Satria, Sanggar Kembang Lawu, Sanggar Kinara Kinari, Tim Kesenian Batang, dan Sanggar Pasopati.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement