Ahad 02 Dec 2018 13:22 WIB

Anggota TNI Bantu Massa Reuni 212 Menyeberang di Juanda

Peserta reuni Akbar 212 meninggalkan Monas dan berjalan kaki menuju stasiun terdekat.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Ratna Puspita
Anggota TNI membantu massa aksi Reuni 212 menyeberang jalan melewati halte Juanda, Ahad (2/12).
Foto: Republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Anggota TNI membantu massa aksi Reuni 212 menyeberang jalan melewati halte Juanda, Ahad (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta Reuni 212 berbondong-bondong meninggalkan lokasi acara di Monas, Jakarta Pusat, Ahad (2/12). Keramaian tersebut menyebabkan kemacetan lalu lintas kendaraan.

Apalagi, peserta reuni Akbar 212 mulai meninggalkan lapangan Monas dan berjalan kaki menuju stasiun kereta terdekat seperti Tanah Abang, Gondangdia, dan Juanda. Anggota TNI yang sedang bertugas berinisiatif membantu mereka yang hendak menyeberangi Halte Juanda untuk mempercepat proses penyeberangan.

Para peserta tersebut berjalan kaki menuju stasiun karena belum ada angkutan umum maupun transportasi daring yang melintas. Lalu lintas di sekitar Jalan Sudirman dan MH Thamrin sudah dilalui kendaraan bermotor, tetapi belum kembali normal.

"Kami berjalan kaki ke stasiun Tanah Abang, karena belum ada angkutan umum yang lewat," kata peserta aksi dari Tangerang, Banten, Anita.

Anita dan empat anggota keluarganya berjalan kaki dari Monas ke Stasiun Tanah Abang. Anita mengaku bersyukur reuni tersebut berlangsung tertib dan damai.

Ungkapan senada juga disampaikan Aulia, yang mengaku pulang ke Pasar Minggu. Aulia berjalan kaki ke Stasiun Gondangdia. Aulia mengatakan reuni akbar tersebut mengajarkannya banyak hal, terutama persaudaraan sesama umat Islam. "Insya Allah, tahun depan saya akan ikut lagi," kata Aulia.

Koordinator Dewan Pengarah Reuni 212, Yusuf Muhammad Martak, menyebutkan jumlah peserta yang hadir lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. "Tahun depan, kita akan adakan lagi reuni akbar ini," cetus Yusuf.

Aksi 212 bermula dari kasus penistaan agama yang dilakukan mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada 2016 lalu. Saat itu, umat Islam meminta agar penegak hukum menegakkan keadilan terhadap penistaan agama yang dilakukan Basuki.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement