REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia (PII) Jakarta, (Yusuf Salam), mengatakan adanya acara reuni 212 yang digelar di Monas besok hari tidak peru dcurigai berebihan. Sebab, Indonesia adalah negara yang demokratis yakni memberikan jaminan payung hukum bahwa setiap orang memiliki hak berserikat, berkumpul, menyampaikan pendapat di muka umum.
‘’Biarlah berlangsung seperti lazimnya. Acara itu kami harap berlangsung dengan damai. Jadi saya kami tak usah bersikap curiga dengan berlebihan. Hak semua orang dijanim untuk menyampaikap sikap dan pendapatnya pada era yang demokratis ini,’’ kata Yusuf Salam, kepada Republika.co.id (1/12).
Menanggapi Reuni 212 tersebut, Yusuf mengatakan dari data berbagai simpul masa yang dipunyainya, maka memang akan banyak sekali orang yang akan datang ke sana. Bisa saja jumlahnya sampai jutaan.
‘’Informasi itu yang berhasil saya kumpulkan. Terlihat memang acaranya kini lebih terencana. kami hanya ingin acara berlangsung damai dan tertib,’’ katanya.
Salam menyatakan sebagai Ketua Umum PII Jakarta memberikan kebebasan pandangan dan sikap politik kepada seluruh kepada Kader, asalkan Kader itu tidak masuk kedalam ranah stuktur politik praktis, dan secara kelembagaan PII Jakarta itu netral, sesuai dengan khittah.
“Saya juga berpesan kepada seluruh kader, agar tetap mengedepankan nilai-nilai keislaman, seperti tidak menyebarkan berita hoax, mengeluarkan ujaran kebencian, terakhir Kader PII Jakarta juga harus mengedepankan kepentingan Bangsa dan Islam,’’ ujarnya.