REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, meningkat yang ditunjukkan adanya titik api di puncak. Ini membuat masyarakat yang tinggal di lereng gunung tersebut fokus pada mitigasi bencana.
"Dengan adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi beberapa waktu terakhir ini kami telah mempersiapkan berbagai skenario untuk mitigasi bencana," kata Kepala Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Heri Suprapto, Sabtu (1/12).
Menurut dia, persiapan yang dilakukan tersebut, yakni memperbaiki jalur evakuasi bencana secara mandiri. Selain itu, memperbaiki barak pengungsian dan menambah jumlah tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK).
"Semua sudah kami persiapkan seoptimal mungkin, dan untuk selanjutnya kami menunggu instruksi dari pihak berwenang, baik itu dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) maupun Pemkab Sleman (BPBD)," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah desa juga telah mempersiapkan beberapa barak untuk warga Desa Kepuharjo. "Barak pertama ada di Desa Kepuharjo yang berjarak 10 kilometer dari puncak. Kemudian ada barak di Desa Wukirsari, Kiyaran, Bimomartani dan Umbulmartani yang ada di Kecamatan Ngemplak jika memang radius bahaya lebih dari 10 kilometer," katanya.
Kepala Desa Glagaharjo, Cangkringan, Suroto yang wilayahnya juga punya potensi dampak erupsi Merapi terbesar mengatakan pihaknya juga telah mempersiapkan beberapa barak pengungsian bencana erupsi Merapi. "Barak pertama di Balai Desa Glagaharjo. Jika jarak radius aman diperluas maka pihak desa telah mempersiapkan barak di Argomulyo dan di Sindumartani Kecamatan Ngemplak," katanya.
Menurut dia, untuk kebutuhan mitigasi bencana lainnya pihaknya juga telah mempersiapkan seperti perlengkapan untuk dapur umum, armada evakuasi warga maupun kebutuhan perlengkapan lainnya. "Kami sudah mulai siapkan kebutuhan mitigasi sejak saat ini, dan ketika memang diinstruksikan untuk evakuasi warga, kami sudah siap" katanya.