Jumat 30 Nov 2018 19:34 WIB

Pangeran MBS Jadi Sorotan Pemimpin Negara di G-20

Kasus pembunuhan Khashoggi dimungkinkan dibahas di G-20.

Rep: Marniati/Antara/ Red: Teguh Firmansyah
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
Foto: Saudi Press Agency via AP
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES --  Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman menjadi sorotan di KTT G-20. Negara peserta mempertanyakan kasus Khashoggi yang mengaitkan nama Pangeran MBS.

Laporan Badan Intelijen AS (CIA) dalam laporannya, seperti dilansir the Washington Post mengatakan, Pangeran MBS memerintahkan pembunuhan tersebut. Saudi berulang kali menyangkal spekulasi itu. Sementara, Presiden AS Donald Trump seperti bermain aman dalam menghadapi Saudi dan menyebut laporan CIA belum final.  

Presiden Argentina Mauricio Macri mengatakan, Kamis (29/11), tuduhan terhadap Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman terkait kejahatan perang serta pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi kemungkinan dibicarakan selama pertemuan G-20. Konferensi tingkat tinggi itu mulai berlangsung pada Jumat.

"Menyangkut putra mahkota yang menghadiri pertemuan puncak ini, Arab Saudi adalah anggota permanen G-20. Dan, karena itu, beliau hadir. Masalah ini (pembunuhan Khashoggi, red) yang telah berdampak pada dunia, memang diajukan untuk dibahas dan kemungkinan akan dibicarakan pada pertemuan-pertemuan bilateral atau juga tidak, atau di dalam agenda G-20," kata Macri.

photo
Jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10/2018).

Macri berbicara pada acara jump pers dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengatakan bahwa ia akan punya kesempatan untuk membahas tuduhan tersebut dengan Putra Mahkota saat mereka melakukan pertemuan di sela-sela KTT.

Baca juga, Pembunuhan Khashoggi Direncanakan dan Brutal.

Macron mengatakan pembunuhan yang dialami wartawan Jamal Khashoggi adalah kejadian "yang sangat serius". "Saya yakin dan saya berharap bahwa penyelidikan, baik di Turki maupun di Arab Saudi akan semakin menjelaskan situasi, baik bagi keluarga Bapak Khashoggi maupun masyarakat internasional," kata Macron.

Human Rights Watch (HRW) pada Senin mendesak Argentina agar menggunakan klausul kejahatan perang dalam konstitusinya untuk menyelidiki keterlibatan apa pun oleh Putra Mahkota dalam kemungkinan kejahatan terhadap Khashoggi maupun krisis kemanusiaan di Yaman.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement