REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Seluruh muara sungai di Kabupaten Indramayu yang langsung menuju ke laut, mengalami pendangkalan. Kondisi itupun menyulitkan para nelayan saat hendak melaut maupun kembali dari laut.
Pendangkalan muara sungai itu salah satunya seperti yang terlihat di Blok Langgen, Desa Singaraja, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Endapan lumpur di muara tersebut telah membuat aktivitas nelayan menjadi terhambat.
''Kalau mau keluar masuk muara, harus menunggu datangnya air pasang laut terlebih dahulu,'' keluh seorang nelayan asal Blok Ketimpal, Desa Singaraja, Wamin, Senin (26/11).
Wamin menjelaskan, terjadinya pendangkalan pada muara itu disebabkan sering terjadinya air pasang laut. Selain itu, dimulainya musim hujan, terutama di wilayah hulu sungai Cimanuk, telah membawa air kiriman yang mengandung banyak lumpur dan tanah.
Tanah dan lumpur yang terbawa air kiriman itu selanjutnya menumpuk di sekitar muara sungai. Lama kelamaan, terjadi pengendapan yang membuat muara menjadi dangkal.
Wamin mengatakan, endapan lumpur yang terdapat di muara sungai telah membuat perahu nelayan tidak bisa masuk dan keluar sungai secara leluasa. Bahkan, tak jarang perahu nelayan harus menunggu hingga beberapa jam untuk bisa keluar masuk muara.
''Kalau memaksakan diri, perahu nelayan bisa terjebak, tak bisa masuk juga tak bisa keluar, '' terang Wamin.
Menurut Wamin, air pasang laut biasanya terjadi pada pukul 04.00 – 09.00 WIB. Saat itulah, para nelayan bisa keluar masuk muara dengan leluasa. Wamin berharap, ada pengerukan muara secara rutin untuk mengatasi pendangkalan. Dengan demikian, nelayan bisa melaut tanpa terkendala.
Terpisah, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, AR Hakim, saat dikonfirmasi, mengakui terjadinya pendangkalan muara tersebut. Bahkan, kondisi seperti itu terjadi di seluruh muara di Kabupaten Indramayu.
''(Pendangkalan) di semua muara, ada 14 muara, '' terang Hakim.
Hakim menjelaskan, pendangkalan muara tersebut disebabkan oleh faktor alam. Dampak dari kondisi itu, produksi ikan tidak bisa maksimal karena perahu nelayan terhambat saat hendak keluar masuk muara.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, Hakim menyatakan, kapal keruk milik Pemkab Indramayu berkeliling ke muara-muara guna melakukan pengerukan. Namun sayang, kapal keruk tersebut hanya ada satu sehingga tidak bisa menjangkau seluruh muara dalam waktu cepat.