Jumat 09 May 2025 09:07 WIB

Tottenham Dianggap tak Layak Lolos ke Final Liga Europa, Postecoglou: Bodo Amat!

Di Liga Europa, Dominic Solanke dkk menang sembilan kali dari 14 pertandingan.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Pemain Tottenham Hotspur Dominic Solanke merayakan keberhasilan timnya melangkah ke final Liga Europa setelah menyisihkan Bodo/Glimt pada Jumat (9/5/2025).
Foto: EPA-EFE/Mats Torbergsen
Pemain Tottenham Hotspur Dominic Solanke merayakan keberhasilan timnya melangkah ke final Liga Europa setelah menyisihkan Bodo/Glimt pada Jumat (9/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ange Postecoglou mengatakan final Liga Europa musim ini yang mempertemukan tim asuhannya Tottenham Hotspur dan Manchester United akan membuat banyak orang kesal. Namun, pelatih asal Australia yang suka bicara keras itu tidak peduli ocehan orang-orang.

Tottenham tampil gemilang untuk mengalahkan Bodo/Glimt 2-0 pada leg kedua semifinal di Stadion Aspmyra di Kota Bodo, Norwegia untuk unggul agregat 5-1 secara keseluruhan. Klub London utara itu kini tinggal berjarak satu kemenangan lagi untuk menyelamatkan musim yang bermasalah dengan trofi pertama sejak 2008.

Baca Juga

Meskipun Tottenham berada di peringkat ke-16 dan Manchester United di posisi ke-15 klasemen sementara Liga Primer Inggris, pemenang pada laga final di San Mames, Bilbao akan mendapatkan tiket berlaga di Liga Champions musim depan.

Postecoglou membalas komentar mantan pelatih Arsenal Arsene Wenger yang bersikeras menyebutkan pemenang Liga Europa memperoleh tiket ke Liga Champions itu salah. Ketika persoalan itu diangkat lagi keberhasilan Tottenham melangkah ke final, pria berusia 59 tahun itu siap.

"Ini akan membuat banyak orang kesal, bukan? Perdebatan sekarang sedang memanas, yang terbaru adalah bahwa tidak seorang pun dari kami akan bisa mendapatkan trofi jika kami menang. Mereka hanya akan mengambil foto tim karena kami tidak layak," katanya kepada wartawan.

"Maksud saya, siapa yang peduli jika kami sedang berjuang di liga? Mengapa itu penting? Jika begitu mudah untuk mencapai final, lalu mengapa tidak semua tim yang finis di tiga besar melakukannya?

Postecoglou memahami bahwa performa timnya dan MU tidak bagus di liga. Ia memahami kesulitan yang dihadapi timnya. Namun, ia menolak itu sebagai legitimasi menolak pencapaian mereka mencapai final.

"Saya tidak peduli siapa yang sedang berjuang dan siapa yang tidak. Saya pikir kami dan United sama-sama berhak untuk berada di sana," kata Postecoglou tegas.

Performa Tottenham di Eropa musim ini sangat kontras dengan penampilan mereka di Liga Primer. Spurs kalah 19 kali dalam 35 pertandingan. Di Liga Europa, Dominic Solanke dkk menang sembilan kali dari 14 pertandingan, seri tiga kali, dan hanya kalah dua kali.

Sama seperti di leg kedua perempat final melawan Eintracht Frankfurt saat mereka menang tipis 1-0, Tottenham menyingkirkan gaya bermain berisiko yang telah merusak mereka musim ini dan menampilkan permainan pragmatisme yang sudah menjadi buku teks.

Bodo/Glimt telah mengalahkan tim seperti Porto, Besiktas, dan Lazio di kandang mereka untuk mencapai semifinal. Namun Tottenham mampu meredam mereka sedemikian rupa sehingga tim Norwegia itu gagal mencetak gol dalam satu pertandingan untuk pertama kalinya sejak Oktober.

"Saya suka menang. Itulah yang telah saya lakukan sepanjang karier saya," kata Postecoglou, yang taktiknya telah dicerca beberapa kali musim ini oleh pakar sepak bola di TV, berkata.

Ia mengaku suka cara pemainnya memahami dengan jelas yang perlu dilakukan Spurs pada laga ini. Menurut dia, hal terpenting bagi Tottenham adalah tidak membiarkan lawan mendapatkan ritme apa pun dalam permainan mereka.

"Kami tidak pernah membiarkan mereka benar-benar masuk ke area pertahanan kami dengan penguasaan bola yang bersih. Merupakan penghargaan bagi anak-anak karena mereka memahami apa tugasnya malam ini," kata Postecoglou.

Bagi Bodo/Glimt, hasil ini berarti kegagalan menorehkan rekor berikutnya, menjadi tim Norwegia pertama yang mencapai final kompetisi Eropa.

"Tottenham pantas mendapatkannya dan jauh lebih baik dari kami. Mereka sangat bagus dalam menekan; bagaimana mereka banyak menekan satu lawan satu dan menggunakan waktu ketika mereka perlu menggunakan waktu," kata pelatih Bodo, Kjetil Knutsen. "Saya benar-benar merasa kami tidak dalam permainan sama sekali." 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Tottenham Hotspur (@spursofficial)

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement