Ahad 25 Nov 2018 15:47 WIB

Pemkot Bandung Tawarkan Rusun pada Korban Kebakaran Sukahaji

Rumah susun milik pemkot siap menampung 58 kepala keluarga

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Warga korban kebakaran di Jalan Pasir Koja, Kelurahan Sukahaji masih  bertahan di tenda pengungsian menunggu bantuan rumah tinggal dari  pemerintah. Selama lima hari pasca kebakaran, mereka tinggal di tenda dan  mendapat bantuan makanan.
Foto: Republika/Zuli Istiqomah
Warga korban kebakaran di Jalan Pasir Koja, Kelurahan Sukahaji masih bertahan di tenda pengungsian menunggu bantuan rumah tinggal dari pemerintah. Selama lima hari pasca kebakaran, mereka tinggal di tenda dan mendapat bantuan makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung turut membantu mencarikan solusi rumah tinggal bagi korban kebakaran di Kelurahan Sukahaji. Apalagi rumah mereka ludes dilalap si jago merah pada kebakaran yang terjadi pekan lalu.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung Tono Rusdiantono mengatakan pemerintah menawarkan solusi rumah susun sebagai tempat tinggal baru untuk para korban. Rumah susun milik pemkot siap menampung 58 kepala keluarga (KK) yang menjadi korban kebakaran.

"Untuk opsi ada 3 yang kita tawarkan. Pertama mereka bisa ditempatkan di rumah susun," ujar Tono saat dihubungi, Ahad (25/11).

Menurut Tono, Pemkot Bandung memiliki tiga rusunawa yang bisa menjadi alternatif tempat tinggal. Dengan harga sewa yang relatif murah, para korban bisa tinggal lebih layak dibanding rumah non permanen yang didiami sebelum kebakaran.

Ia mengatakan para korban bisa diberikan bantuan uang sumbangan dari para donatur. Uang ini yang bisa menjadi pilihan menyewa rumah susun atau mencari rumah kontrakan lainnya.

"Ketiga mungkin harus berdiam di rumah sanak keluarganya yang lain," ujarnya.

Menurutnya, Pemkot Bandung tidak bisa memberikan bantuan uang untuk mendirikan tempat tinggal kembali. Apalagi di lokasi tanah yang sebelumnya didiami. Sebab, tanah tersebut merupakan milik pribadi yang ditempati para korban sebelumnya secara cuma-cuma.

"Itu kan tanahnya kepunyaan punya perumahan sakura. Sehingga mereka yang mendiami di situ harus direlokasi kami membantu membangun nggak mungkin  karena bukan tanah mereka. Persoalannya cukup sulit juga sebenarnya untuk dipecahlan. Pemerintah harus bekerja keras membantu," tuturnya.

Ia mengatakan pemerintah hanya bisa membantu selama tujuh hari tanggap darurat pasca kebakaran. Bantuan yang diberikan berupa makanan serta kebutuhan pokok lainnya yang sejak hari kejadian diberikan. Selanjutnya para korban harus membiayai kembali hidupnya sendiri. Karena tenda pengungsian dan dapur umum sudah ditutup.

"Setelah tujuh hari kita tidak mampu lagi. Tapi kan bantuan tetap tetap bergulir kita tetap membuka posko bantuan," ucapnya.

Solusi ini akan disampaikan kepada para warga melalui lurah setemlat. Sehingga bisa langsung dikondisikan jika warga berminat di rumah susun. Sebelumnya pada Ahad (18/11) pekan lalu, kebakaran di atas lahan seluas 600 meter terjadi pada dini hari. Sebanyak 40 kios dan 30 rumah non permanen hangus terbakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement