Sabtu 24 Nov 2018 16:36 WIB

Menlu Retno: Perjuangan Palestina Harus Kita Dukung

Palestina terus mendapat tekanan, sehingga wilayahnya menjadi bagian sangat kecil.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan materi saat acara Talkshow Menlu Retno di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (24/11/2018).
Foto: Antara/Moch Asim
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan materi saat acara Talkshow Menlu Retno di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (24/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI) Retno LP Marsudi mengajak Indonesia untuk mendukung perjuangan Palestina. Mendukung Palestina, kata dia adalah berarti mendukung keadilan sebuah bangsa, yang diduduki dan hak-haknya dirampas.

Hal itu dikatakan Menlu Retno dalam public lecture di hadapan sekitar 600 mahasiswa dan mahasiswi Universitas Airlangga di Surabaya, Sabtu (24/11). Menlu Retno mengingatkan agar Indonesia tidak melupakan sejarah, di mana saat pengakuan kemerdekaan Indonesia dulu, bangsa Palestina unjuk jari dalam jasanya.

Kini, Palestina terus mendapat tekanan, sehingga wilayahnya menjadi bagian yang sangat kecil. Oleh karena itu, berdasarkan amanah konstitusi pula, bersama dengan seluruh masyarakat, Pemerintah Indonesia akan terus memberikan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.

“Adik-adik, Palestina memiliki peran besar dalam memberikan dukungan dan pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia, perjuangan Palestina harus terus kita dukung,” tegas Menlu Retno dihadapan mahasiswa dan mahasiswi UNAIR melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.

Menyoal isu pemindahan ibu kota Israel ke Jerusalem, Menlu RI menyatakan bahwa hal itu merupakan tindakan yang melawan berbagai resolusi dewan keamanan (DK) PBB. Indonesia, dalam hal ini harus berperan meyakinkan masyarakat internasional dan negara-negara lain untuk terus menghormati berbagai resolusi DK PBB terkait Palestina.

Menlu RI juga menyampaikan isu Jerusalem adalah salah satu dari enam isu, yang harus dinegosiasikan oleh Palestina dan Israel, sehingga statusnya tidak boleh diubah. “Mengubah status Jerusalem, berarti melepas satu per satu isu yang harus di negosiasikan, satu demi satu dilepas hingga tidak ada yang dinegosiasikan, dan selesailah sudah isu Palestina, hilanglah sudah semua hak Palestina,” ujar Menlu Retno.

Selain isu Palestina, Menlu RI juga menyampaikan peran dan langkah diplomasi Indonesia dalam situasi dunia yang semakin tidak menentu dan tantangan yang semakin menantang. Menlu RI menekankan rivalitas antara kekuatan-kekuatan besar terjadi di semua lini, di hampir semua wilayah dunia.

Hal tersebut bisa terlihat dalam berbagai pertemuan baru-baru ini seperti di EAS dan APEC. Dalam situasi itu pun, Menlu Retno menekankan agar Indonesia harus tetap dapat berdiri tegak, memperjuangkan kepentingan nasional, namun juga tetap dapat berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia.

"Negara-negara ASEAN harus dijaga untuk tetap menjadikan Asia Tenggara kawasan damai, stabil dan sejahtera," ujarnya. "ASEAN tidak boleh pasif dan harus selalu berusaha menjadi bagian dari penyelesaian masalah" tambah Menlu Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement