Jumat 23 Nov 2018 23:50 WIB

Jawa dan Sumatra, Wilayah dengan Jumlah Pembunuhan Terbanyak

Stres menjadi pemicu banyak pembunuhan di Jawa dan Sumatra

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rekonstruksi kasus pembunuhan wanita yang ditemukan tewas dalam lemari di kos-kosan wilayah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, rekonstruksi dilakukan Jumat (23/11) sejak pukul 14.00 WIB.
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Rekonstruksi kasus pembunuhan wanita yang ditemukan tewas dalam lemari di kos-kosan wilayah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, rekonstruksi dilakukan Jumat (23/11) sejak pukul 14.00 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Provinsi di Jawa dan Sumatra menjadi provinsi dengan jumlah kasus pembunuhan selama dua tahun terakhir. Berdasarkan data yang dihimpun Polri, pada 2016 dan 2017, tiga provinsi dari Jawa dan Sumatra menempati rangking tertinggi kasus pembunuhan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo membeberkan, pada tahun 2017, Sumatra Selatan menjadi daerah hukum dengan jumlah pembunuhan tertinggi, yakni dengan jumlah total 90 kasus, dan yang terselesaikan 81 kasus. Pada tahun tersebut, Jawa Timur menjadi wilayah kedua dengan total kasus sebanyak 89 kasus, dan yang diselesaikan 85 kasus. Sementara di Jawa Barat ada 86 kasus dengan 85 kasus terselesaikan.

Di tahun sebelumnya, 2016, tiga provinsi di Jawa dan Sumatra juga menrmpati tiga tertinggi. Polda Sumatra Selatan menangani 171 kasus dengan jumlah yang terselesaikan sebanyak 93 kasus. Kemudian, Polda Sumatra Utara menangani 115 kasis dengan kasus selesai 105 kasus. Sedangkan Polda Jawa Timur menangani 114 kasus dengan kasus selesai sebanyak 108 kasus.

Untuk tahun 2018, Polri belum mendata secara rinci mengingat tahun penegakan hukum belum usai. Namun, sepanjang 2018, sejak Januari hingga 23 Oktober 2018, terdapat sebanyak 625 kasus pembunuhan. Sebanyak 574 di antaranya atau 92 persen dapat diungkap. "Untuk kejadian pembunuhan di Indonesia ini sebagian besar datanya memang terjadi di kota kota besar," kata Dedi Prasetyo, Jumat (23/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement