REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenderal TNI Andika Perkasa hari ini dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD. Ia mengaku tak peduli dan menegaskan terserah orang lain akan merespons apa pun terhadap pencapaian yang didapatkannya.
"Monggo (silakan) mau ngomong apa juga saya kondisinya begini, keadaan saya begini, dan dari dulu juga begini enggak ada yang saya komentari lagi, terserah," kata Andika Perkasa setelah dilantik sebagai KSAD di Istana Negara Jakarta, Kamis (22/11).
Menurutnya, ia tidak perlu merespons komentar orang lain terhadap dirinya karena ia juga menganggap hal itu sesuatu yang tidak perlu. Ia beranggapan penunjukan dirinya sebagai KSAD misalnya murni merupakan penilaian dari Presiden Jokowi.
"Ya orang kalau mau ngomong apa saja ya wis monggo, saya kan enggak bisa berkomentar dan enggak perlu ya, semuanya kan beliau (Presiden) yang memutuskan, saya tidak tahu apa yang ada di dalam penilaian beliau ya yang penting dari dulu ya gini-gini saja," katanya.
Selama ini Andika dianggap memiliki karier yang cemerlang bahkan cenderung melesat dibandingkan rekan-rekan seangkatannya. Ia bahkan hanya menduduki jabatan sekitar enam bulan pada Kodiklat dan hanya sekitar lima bulan pada Pangkostrad.
Prajurit kelahiran 21 Desember 1964 itu dianggap banyak diuntungkan lantaran menjadi menantu Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono. Hal itu pula yang menjadikan dia menjadi salah satu Jenderal dalam usia muda sehingga dikhawatirkan memiliki hambatan dalam komunikasi internal dimana masih banyak seniornya dalam struktural Angkatan Darat (AD).
Menanggapi hal itu, suami Diah Erwani itu mengaku menyadari fakta tersebut. Sehingga, akan melakukan komunikasi yang lebih intens.
"Saya menyadari itu, banyak senior-senior saya yang masih di berada di struktur AD, saya pasti akan menjalin komunikasi seperti yang selama ini sudah kami lakukan juga, itu bagi saya hal terpenting karena tanpa dukungan senior-senior juga enggak mungkin saya bisa berjalan sesuai arah yang mungkin mereka harapkan," katanya.
Ia juga menampik keras terkait anggapan dirinya telah mendekati tokoh-tokoh partai politik untuk meminta dukungan. "Enggaklah enggak kalau itu kan saya juga kan enggak pernah ke mana-mana," katanya.
Nama Andika juga sempat dikait-kaitkan dengan kasus tewasnya tokoh politik di Papua, oleh karena itu ia secara khusus mempersilakan siapa saja untuk menelusuri dan tidak akan melarang siapapun menginvestigasi kasus tersebut. Pada jabatan barunya tersebut, Andika mengaku tidak mendapatkan penugasan khusus dari Presiden Jokowi.
"Beliau memberikan kepercayaan kepada saya, saya secara otomatis kemudian menerjemahkan, menerjemahkan bahwa tugas ini harus saya jaga kepercayaan dari Presiden yang telah memberikan kesempatan, itu saja," katanya.
Hal pertama yang akan dilakukannya yakni orientasi dan mempelajari internal sekaligus melanjutkan program-program dari kepemimpinan sebelumnya. Ia mengaku di level tersebut lebih banyak tantangan dalam hal pembinaan kebijakan.
"Jadi saya akan orientasi dulu pelajari baru mungkin pelan-pelan baru kita lihat apakah ada yang perlu diubah tapi yang jelas banyak yang harus saya lanjutkan dari kepemimpinan Pak Mulyono," katanya.
Di tahun politik, Andika menegaskan akan menjaga kepercayaan masyarakat dan netralitas TNI AD. "Netralitas memang harus, karena itu harapan semua masyarakat Indonesia," kata pria yang hobi nge-gym itu.
Saat ditanyakan apakah masih menjalankan hobi tersebut ayah empat anak itu berdiri tegap. "Bagaimana kelihatannya," kata Andika.