Rabu 21 Nov 2018 21:43 WIB

Guru Besar UIN Minta BIN Ungkap 50 Penceramah Radikal

Guru Besar UIN menilai hal itu agar masyarakat tidak saling curiga.

Rep: Muhyiddin/ Red: Bayu Hermawan
 Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah  Jakarta, Jamhari Makruf saat ditemui Republika.co.id di sela-sela  kegiatan Regional Workshop di Ayana Midplaza Hotel Jakarta, Rabu  (21/11).
Foto: Republika/Muhyiddin
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jamhari Makruf saat ditemui Republika.co.id di sela-sela kegiatan Regional Workshop di Ayana Midplaza Hotel Jakarta, Rabu (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jamhari Makruf meminta meminta kepada Badan Intelijen Nasional (BIN) untuk mengungkap temuannya tentang 50 orang penceramah yang menyampaikan materi ceramah terindikasi radikalisme. Menurutnya, BIN harus segera menunjukkan kepada publik agar masyarakat tidak saling curiga.

"Menurut saya harus dilihat BIN itu siapa aja, tunjukkan saja yang dianggap sebagai radikal, contohnya apa dan sebagainya, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan," ujar Jamhari saat ditemui Republika.co.id di Ayana Midplaza Hotel Jakarta, Rabu (21/11).

Team leader Convey Indonesia ini mengatakan, jika kemudian memang ada penceramah yang radikal maka harus segera diingatkan agar bangsa ini tetap berada di jalur yang telah disepakati bersama.  "Tapi saya kira kalau ada dai atau penceramah yang dipandang radikal perlu diingatkan lagi karena bagaimananpun juga kita sudah sepakat negara bangsa ini sudah menjadi bagian yang sudah kita sepakati bersama," katanya.

"Jadi jangan sampai kemudian orang mempromosikan sistem politik yang berbeda yang disepakati," ucapnya menambahkan.

Baca juga: BIN Pantau 50 Penceramah yang Sampaikan Materi Radikalisme

Sebelumnya, Badan Intelijen Nasional (BIN) melakukan pendalaman terhadap temuan 41 masjid yang terpapar paham radikalisme. Berdasarkan penelusuran oleh BIN, ada 50 orang penceramah yang menyampaikan materi ceramah terindikasi mengandung unsur radikalisme.

Juru Bicara BIN, Wawan Hari Prabowo menjelaskan, survei yang menemukan 41 masjid terpapar paham radikalisme itu dilakukan oleh Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat Nahdatul Ulama (P3M NU). Survei ini menyasar kegiatan khutbah yang disampaikan oleh penceramah.

"Kemudian kami sudah mendalami temuan ini. Yang jelas ada ceramah seperti itu, dan kami lakukan pendekatan pada penceramahnya," ujar Wawan kepada wartawan di Pancoran, Jakarta Selatan, Ahad (20/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement