Rabu 21 Nov 2018 13:44 WIB

Legislator Prihatin Penceramah Sampaikan Materi Radikalisme

Wakil Ketua Komisi VIII mengatakan bibit radikalisme tidak boleh dibiarkan tumbuh.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily.
Foto: Humas DPR RI
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII DPR bidang keagamaan Ace Hasan Syadzily mengaku prihatin atas adanya puluhan penceramah yang disinyalir menyampaikan materi radikalisme. Hal itu disampaikan Ace menyusul pernyataan Badan Intelijen Negara (BIN) yang telah mengantongi nama 50 penceramah dengan materi radikalisme di 41 masjid Pemerintah.

"Kami tentu prihatin ya jika ada penceramah agama yang disinyalir selalu menebarkan paham radikalisme," ujar Ace di Jakarta, Rabu (21/1).

Ace menilai penegak hukum semestinya harus segera bertindak cepat atas penemuan tersebut. Sebab, bibit radikalisme tidak boleh dibiarkan tumbuh di kalangan masyarakat. Menurutnya, jika BIN menilai paham radikal itu dilakukan para penceramah dan selama ini berafiliasi ke organisasi dan memiliki jaringannya, sebaiknya diumumkan ke publik.

"Agar publik tahu. Kepolisian dan BIN tidak bisa membiarkan pihak-pihak yang selalu menebarkan kebencian itu bebas menyeru kepada tindakan yang mengarah pada tegaknya NKRI ini," kata Ace.

Ace melanjutkan, Komisi VIII juga pernah menyepakati dalam sebuah rapat kerja dengan Menteri Agama RI tentang penceramah atau mubaligh. Saat itu, Komisi VIII sepakat bahwa merekomendasikan agar penceramah agama dilakukan pembinaan oleh organisasi keagamaan Islam, seperti MUI, NU, Muhammadiyah dan lain-lain.

"Selain itu, kami meminta kepada Kementerian Agama bersama-sama dengan organisasi keagamaan itu melakukan pembinanan bagi para penceramah agama," ujar Politikus Partai Golkar itu.

Baca juga: BIN Pantau 50 Penceramah yang Sampaikan Materi Radikalisme

Sebelumnya, Juru Bicara Badan Intelijen Nasional (BIN), Wawan Hari Prabowo, mengatakan pihaknya sudah melakukan pendalaman terhadap temuan 41 masjid yang terpapar paham radikalisme. Berdasarkan penelusuran oleh BIN, ada 50 orang penceramah yang menyampaikan materi ceramah terindikasi mengandung unsur radikalisme.

Wawan menjelaskan, survei yang menemukan 41 masjid terpapar paham radikalisme dilakukan oleh Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat Nahdatul Ulama (P3M NU). Survei ini menyasar kegiatan khutbah yang disampaikan oleh penceramah.

"Kemudian kami sudah mendalami temuan ini. Yang jelas ada ceramah seperti itu, dan kami lakukan pendekatan pada penceramahnya," ujar Wawan kepada wartawan di Pancoran, Jakarta Selatan, Ahad (20/11).

Baca juga: BIN: 41 Masjid Terpapar Radikalisme karena Konten Ceramahnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement