Rabu 21 Nov 2018 03:05 WIB

Pemprov: Pembangunan Stadion BMW Diserahkan ke Ahlinya

Kadisorda DKI mengatakan pembangunan Stadion BMW akan diserahkan ke PT Jakpro

Rep: Farah Noersativa/ Red: Bayu Hermawan
Warga beraktivitas di area proyek pembangunan Stadion BMW, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (25/10/2018).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warga beraktivitas di area proyek pembangunan Stadion BMW, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (25/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mempertimbangkan pembangunan stadion internasional Taman BMW, Jakarta Utara, untuk dikerjakan oleh Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI Jakarta. Kepala Disorda DKI Jakarta Ratiyono menyebut pihaknya lebih akan menyerahkan proyek pembangunan stadion itu kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo.

"Memang DPRD ini percaya banget sih. Nah, tapi kan saya harus tahu diri. Bukannya saya gak bangga diberi kepercayaan kita sangat bangga cuma apabila tidak bisa melaksanakan dengan baik, yang paling rugi adalah rakyat. Karena tidak dikerjakan oleh ahlinya,” kata Ratiyono kepada Republika, Selasa (20/11).

Dia mengatakan, PT Jakpro telah dianggap sukses membangun berbagai infrastruktur venue-venue yang digunakan untuk perhelatan Asian Games 2018 lalu. Venue-venue itu antara lain, stadion Velodrome yang telah memiliki standard internasional dan juga renovasi venue-venue lain.

Ratiyono mencontohkan, pada saat Asian Games lalu, beberapa venue seperti kolam renang, stadion panahan, dan juga Istora Senayan direnovasi bukan melalui Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora). Namun, venue-venue itu direnovasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (KemenPUPR).

Hal itu menjadi pertimbangan Pemprov DKI untuk menunjuk Jakpro membangun Stadion BMW. Menurut Ratiyono, Jakpro memiliki pengalaman profesional dalam membangun infrastruktur olahraga berkelas internasional.  Sebab, lanjut dia, PT Jakpro memiliki sumberdaya manusia yang lebih berkompeten dengan analisis yang lebih tajam.

"Karena stadion ini stadion yang punya standar Internasional," ujarnya.

Pihaknya pun telah melakukan pelaporan kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan perihal keinginan DPRD DKI untuk menyerahkan pembangunan stadion BMW kepada pihaknya. Namun, Ratiyono menyebut, Gubernur adalah orang yang profesional, sehingga pembangunan stadion BMW telah diarahkan kepada PT Jakarta Propertindo.

"Jadi Pak Gubernur DKI itu adalah Gubernur yang profesional. Menentukan atau mengarahkan yang betul betul profesional. Supaya rakyat terlayani dengan baik. Begitu, Pak Gub menurut saya," katanya.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto mengatakan, pihaknya telah siap bila memang ditunjuk oleh Pemprov DKI Jakarta untuk membangun Stadion BMW di Jakarta Utara. Menurutnya, pihaknya telah mempresentasikan perihal rencana untuk membangun kepada DPRD Komisi B dan juga Komisi C beberapa waktu lalu.

"Jakpro selalu siap, untuk Rakyat Jakarta. (Rencana pembangunan) sudah kita presentasikan di rapat komisi B dan C," kata Dwi kepada Republika.co.id, Selasa (20/11).

Dwi menyebut, pihaknya telah mendengarkan rapat banggar DPRD pada Senin (19/11) lalu. Menurutnya, hasil rapat banggar menyebut DPRD menyerahkan tugas pembangunan Stadion BMW kepada Disorda DKI Jakarta.

Namun, dia belum berani memberikan kesimpulan bahwa Disorda yang akan membangun Stadion BMW nanti. Dia menyebut, hasil rapat banggar akan disampaikan dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan.

Dia menjelaskan, pihaknya telah melakukan perencanaan dengan skema Public Private Partnership (PPP) selama tiga tahun. Kebutuhan anggaran pada tahun pertama, kata dia, adalah sebanyak Rp 4,5 triliun.

"Kalau dari pra FS (Feasibilty Study) Jakpro dengan benchmark stadion-stadion internasional sejenis kurang lebih biayanya Rp 4,5 Triliun. Itu Pra-FS ya. Belum FS," kata dia.

Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi mempertanyakan alasan mengapa pembangunan stadion BMW tidak diserahkan kepada Disorda atau SKPD dari Pemprov DKI. Sebab menurutnya, jika nanti pembangunan diserahkan kepada BUMD Jakpro, maka skema pembangunannya pun akan dilakukan lelang kepada pihak lain yang menyebabkan akan menjadi lebih rumit.

"Kalau melalui Jakpro, terus sama Jakpro dilelang lagi ke BUMN, bukan dia yang bangun, nah ini kan jadi panjang lagi. Kenapa ngga SKPD-nya langsung kontraktor dilelang , sama kan," kata Pras, Senin (19/11).

Dia menilai ada yang kurang baik bila pembangunan dilakukan oleh Jakpro. Salah satunya adalah perihal keuangan seperti sisa anggaran sebesar Rp 650 miliar yang dia nilai belum dikembalikan oleh Jakpro.

Prasetyo mengatakan, jika nanti stadion telah selesai dibangun dan selesai melakukan perawatan selama satu tahun oleh Jakpro lalu dikembalikan kepada Pemprov DKI, maka hal itu tak ada bedanya bila pembangunan pun langsung dilakukan oleh Disorda. Oleh sebab itu, dia menilai akan lebih efektif bilas stadion dibangun oleh Disorda.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan mengatakan beberapa alasan mengapa pihaknya melakukan penunjukkan kepada PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Salah satunya, pihaknya tak menginginkan stadion nantinya akan seperti Gelanggang Olah Raga (GOR).

“Satu, kita tidak ingin stadion ini seperti GOR. Gelanggang olahraga yang maintenance (perawatan)-nya ala kadarnya yang pemanfaatannya itu-itu saja,” kata Anies, Senin (19/11).

Menurutnya, Stadion BWM harus menjadi salah satu ikon DKI yang dikelola secara bisnis dengan  baik. Oleh karena itu, kata dia, pengelolanya pun harus berorientasi bisnis.

Bila dibangun oleh Jakpro, Jakpro bisa memanfaatkan Stadion BMW, bukan hanya untuk sepak bola tapi untuk kegiatan kegiatan lainnya. “Dari mulai panggung kesenian sampai dengan kegiatan festival lainnya. Itu adalah be-to-be," kata Anies.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement