Senin 19 Nov 2018 06:29 WIB

Akankah Trump Jatuhkan Sanksi ke Saudi dan Pangeran MBS?

Trump menilai masih terlalu dini untuk menyimpulkan laporan CIA.

Rep: Lintar/Kamran/Puti/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Foto:
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman

Nauert mengatakan Departemen Luar Negeri AS akan melanjutkan pencarian fakta dan bekerja dengan negara-negara yang terlibat dalam kasus Khashoggi ini. Ia berjanji akan mencari tahu siapa yang bertanggungjawab atas kematian penulis kolom the Washington Post tersebut.  "Sementara (kami juga) mempertahankan hubungan strategis penting antara Amerika Serikat dan Arab Saudi," tambah Nauert.

Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan Trump sudah bicara dengan kepala CIA Gina Haspel dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di dalam pesawat dalam perjalanan menuju California. CIA sudah memberikan laporan kepada pemerintah AS termasuk Kongres atas penilaian mereka tersebut.

Sejumlah anggota dewan AS mendesak agar Trump segera menjatuhkan ke Saudi dan bersikap lebih keras terhadap Pangeran Muhammad bin Salman.

"Semuanya tertuju pada Putra Mahkota Arab Saudi MbS, yang memerintahkan pembunuhan jurnalis @washingtonpost Jamal #Khashoggi. Pemerintahan Trump harus membuat upaya bertanggungjawab yang kredibel sebelum MBS mengeksekusi orang yang ia perintahkan," kata Senator AS Bob Corker di akun Twitter-nya.

Pemerintahan Saudi berulangkali menyangkal keterlibatan putra mahkota.  Wakil Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi Shalaan bin Rajh Shalaan sebelumnya mengatakan, orang yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi adalah ketua dari tim negosiasi yang dikirim Wakil Kepala Intelijen Saudi Jenderal Ahmed al-Assiri ke Istanbul, Turki.

Shalaan mengungkapkan, saat Khashoggi mendatangi gedung konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, Jenderal Ahmed mengutus tim negosiasi untuk membujuk Khashoggi kembali ke Saudi. Namun Khashoggi menolak dan akhirnya dibunuh.

Bantahan juga disampaikan oleh Menlu Saudi Adel Al-Jubeir pada Kamis (15/11). Ia berskeras Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) tak memiliki kaitan dengan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi. Jubeir justru menyalahkan media Qatar yang mengeksploitasi kasus tersebut.

"Kerajaan Arab Saudi berkomitmen untuk menuntut pertanggung-jawaban mereka yang terlibat dalam pembunuhan itu, dan penyelidikan mengenai pembunuhan tersebut akan berlanjut sampai semua terjawab, kata Al-Jubeir.

Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober lalu di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Pembunuhan dilakukan secara terencana oleh tim yang diberangkatkan khusus dari Saudi.

CIA menyimpulkan, Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman memerintahkan pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, di Istanbul. The Washington Post, melaporkan CIA mencapai kesimpulan itu setelah memeriksa berbagai sumber intelijen.

Salah satunya adalah panggilan telepon yang menyatakan saudara laki-laki Pangeran Mohammed, Khalid bin Salman, Duta Besar Saudi untuk AS, telah bersama Khashoggi.

Khalid mengatakan kepada Khashoggi, dia harus pergi ke konsulat Saudi di Istanbul untuk mengambil dokumen pernikahan, dan memberinya jaminan keamanan. Belum jelas apakah Khalid tahu Khashoggi akan terbunuh, tetapi dia kemudian menelepon Pangeran Muhammad.

Pada Jumat (16/11) di Twitter, Khalid mengatakan kontak terakhirnya dengan Khashoggi dilakukan melalui pesan teks pada 26 Oktober 2017, hampir setahun sebelum kematian wartawan itu. Ia juga membantah laporan the Washington Post itu

Juru bicara kedutaan Saudi di AS mengatakan, laporan the Post benar-benar tak tepat. "Kita telah berulangkali mendengar teori tanpa melihat ada fakta nyata dari spekulasi tersebut."

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement