Sabtu 17 Nov 2018 15:53 WIB

Pembunuhan Khashoggi, Siapa Dipercaya CIA atau Saudi?

CIA seperti dilaporkan the Washington Post menyebut ada keterlibatan Pangeran MBS.

Rep: Fira Nursya'bani/Kamran / Red: Teguh Firmansyah
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
Foto:
Maher Abdulaziz Mutreb di Konsulat Saudi saat hilangnya Khashoggi pada 2 Oktober lalu.

Media Turki melaporkan, Mutreb tiba di Istanbul menggunakan jet pribadi HZSK2 bersama dengan Dokter Tubaigy. Ia pun menginap di Hotel Movenpick. Mutreb meninggalkan Turki menggunakan pesawat jet pribadi lain bernomor HZSK1 pada pukul 18.40 pukul 2 Okobter.

Dalam laporan the Washington Post yang terbaru, nama Mutreb kembali keluar. Berdasarkan keterangan CIA yang menyelidiki panggilan dari dalam Konsul Saudi di Istanbul, Mutreb disebut telah menghubungi Saudi al-Qahtani, pembantu utama dari Pangeran Muhammad bin Salman untuk menginformasikan bahwa operasi berhasil dijalankan.

Keterangan ini sekaligus membantah laporan Jaksa Saudi yang menyebut Khashoggi dibunuh karena tak mau pulang ke Saudi.  Sebelumnya New York Times juga membocorkan soal rekaman tim pembunuh yang menyebut misi telah selesai.

Tim pembunuh itu meminta orang terdekat MBS agar menyampaikan ke 'Sang Bos' bahwa tim telah selesai melakukan misi mereka. "Katakan ke Bos Anda," ujar pembunuh tersebut.  Laporan itu diperoleh dari tiga narasumber  yang mengetahui rekaman pembunuhan Khashoggi yang dimiliki oleh intelijen Turki.

Rekaman, dibagikan bulan lalu kepada  Direktur CIA Gina Haspel. Ini dipandang oleh para pejabat intelijen sebagai  bukti terkuat yang mengaitkan MBS dengan pembunuhan Khashoggi.

Walaupun nama MBS  tidak disebutkan secara langsung dalam rekaman itu, namun para pejabat intelijen AS percaya bahwa kalimat "bos Anda" adalah referensi untuk MBS. Adapun pihak Turki yang menyelidi kasus ini masih bersikap hati-hati untuk menyebut nama Pangeran Muhammad bin Salman.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hanya menyebut ada pejabat tinggi di Saudi yang terlibat dan memerintahkan pembunuhan. Erdogan meminta Saudi mengungkap nama tersebut. Turki juga meminta para pelaku untuk diekstradisi ke Ankara. "Ini adalah pembunuhan berencana," ujar Erdogan.

Selama ini, Pemerintah Turki belum puas dengan jawaban-jawaban yang diberikan Saudi. Pemerintah Saudi awalnya tak mengakui pembunuhan Khashoggi di Konsulat mereka di Istanbul. Kendati begitu, setelah mendapat beragam tekanan, Riyadh akhirnya mengakui pembunuhan tersebut. Saudi juga berjanji akan menghukum mati lima aktor utama pembunuhan. Namun Saudi mengenyampingkan nama Pangeran MBS.

Laporan Washington Post

CIA telah menyimpulkan, Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman telah memerintahkan pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, di Istanbul. terlibat.The Washington Post, mengutip orang-orang yang akrab dengan masalah ini, mengatakan CIA mencapai kesimpulannya setelah memeriksa berbagai sumber intelijen.

Salah satunya adalah panggilan telepon yang menyatakan saudara laki-laki Pangeran Mohammed, Khalid bin Salman, Duta Besar Saudi untuk AS, telah bersama Khashoggi.

Khalid mengatakan kepada Khashoggi, dia harus pergi ke konsulat Saudi di Istanbul untuk mengambil dokumen pernikahan, dan memberinya jaminan keamanan. Belum jelas apakah Khalid tahu Khashoggi akan terbunuh, tetapi dia kemudian menelepon Pangeran Muhammad.

Pada Jumat (16/11) di Twitter, Khalid mengatakan kontak terakhirnya dengan Khashoggi dilakukan melalui pesan teks pada 26 Oktober 2017, hampir setahun sebelum kematian wartawan itu. Ia juga membantah laporan the Washington Post itu

Juru bicara kedutaan Saudi di AS mengatakan, laporan the Post benar-benar tak tepat. "Kita telah berulangkali mendengar teori tanpa melihat ada fakta nyata dari spekulasi tersebut."

Wakil Presiden AS Mike Pence yang sedang melakukan kunjungan ke Papua Nugini tak mau  menanggapi laporan tersebut. Saudi selama ini menjadi sekutu utama AS di kawasan, terutama dalam menghadapi pengaruh Iran. Saudi juga menjadi mitra dagang utama AS, terutama dalam penjualan senjata dan minyak.

Selama ini Trump berhati-hati untuk menyalahkan langsung Saudi. Pemerintahan Trump memilih untuk menjatuhkan sanksi secara personal ke individu Saudi. Terakhir AS memberikan sanksi ke 17 individu Saudi yang dinilai bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement