REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berhasil mengevakuasi harimau sumatra yang telah tiga hari terjebak di kolong rumah toko di kawasan Pasar Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir. Evakuasi bisa dilakukan setelah pembiusan tahap dua dilakukan pada pukul 01.48 WIB, Sabtu (17/11).
Begitu harimau itu tertidur akibat pengaruh obat, tim gabungan BBKSDA Riau yang dibantu aparat TNI dan Polri langsung berupaya membongkar sebagian pondasi lantai Ruko hingga proses evakuasi ke kandang bisa berlangsung. Di tubuh hewan langka bernama latin Panthera tigris sumatrae tersebut tampak sejumlah luka.
Tim medis yang terdiri dari tiga dokter hewan menganalisis luka itu berasal dari bekas jeratan, antara lain di bagian kaki kiri depan. Analisis sementara soal luka akibat jeratan itu diperkuat dengan temuan luka pada bagian tubuh lainnya, seperti pada kaki kanan bagian belakang.
"Saat ini luka-lukanya dalam porses pengobatan," ujar Kepala BBKSDA Riau, Suharyono kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu.
Selain itu, Haryono juga mengatakan tim medis menemukan adanya struktur gigi dan taring yang retak. Dia menduga bahwa retaknya taring dan beberapa lainnya struktur gigi tersebut akibat si raja rimba berusia tiga tahun itu berasal dari upaya melepaskan diri dari jeratan.
"Kemungkinan karena mengigit jerat," ujarnya.
Namun, Suharyono belum menjelaskan lebih banyak perihal adanya dugaan jerat harimau di kawasan tersebut. Saat ini, dia mengatakan timnya masih fokus pada proses evakuasi dan pengobatan satwa malang itu akibat terjebak di kawasan pasar Pulau Burung sejak Rabu (14/11).
Seekor harimau masuk ke kawasan pasar di Indragiri Hilir, Rabu pagi (14/11). Haryono menduga bahwa harimau tersebut berasal dari kawasan semak belukar yang berlokasi tidak jauh dari pasar itu. Ia menjelaskan tidak jauh dari kawasan pasar terdapat semak belukar seluas empat hektare yang selama ini dikenal sebagai salah satu tempat persembunyian harimau.