REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Jaksa Arab Saudi merekomendasikan hukuman mati kepada lima tersangka pembunuh jurnalis Jamal Khashoggi. Mereka dinilai menjadi orang penting dalam pembunuhan yang terjadi pada 2 Oktober lalu di Konsulat Saudi di Istanbul.
Namun lagi-lagi, langkah maupun rekomendasi tersebut tak memuaskan otoritas Turki. Pasalnya, Riyadh belum menjawab pertanyaan penting soal kasus iini.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menilai, penjelasan Jaksa Shalaan tak memuaskan. Ia menegaskan, pembunuhan terhadap Khashoggi direncanakan. Orang-orang yang diutus Riyadh ke Istanbul memang membawa misi untuk membunuh Khashoggi dan memutilasinya.
“Mereka yang memberi perintah dan juga para penghasut harus diklarifikasi dan proses ini tidak boleh ditutup-tutupi,” kata Cavusoglu seraya menambahkan bahwa negaranya akan menjelaskan pembunuhan Khashoggi dalam semua aspeknya.
Cavusoglu paham saat ini ada 11 orang yang ditahan Saudi. Sebelumnya bahkan ada 11 orang. Dari mereka yang ditahan, ada rekomendasi hukuman mati kepada lima tersangkan. Namun masih ada banyak pertanyaan tersisa. "Mengapa yang lainnya dibiarkan bebas? Saya tak melihat pernyataan yang cukup memuaskan," katanya dalam keterangan pers di Alanya, kemarin.
Baca juga, Ini Nama 15 Orang Diduga Skuat Pembunuh Khashoggi.
Selain itu, ia juga mempertanyakan soal keberadaan jasad Khashoggi, siapa yang memberikan perintah dan menghasut aksi pembunuhan kejam tersebut. Semua pertanyaan-pertanyaan ini harus diungkap. "Kami akan selalu mengikuti kasus ini," ujarnya. Ankara pun bersikeras agar para pelaku diadili di Turki. Permintaan ini telah ditolak oleh Saudi.
Media Turki dan Barat menyoroti nama Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman terkait dengan pembunuhan tersebut. Pasalnya, sejumlah pelaku yang terlibat dalam pembunuhan tersebut masuk dalam lingkaran utama pangeran.
Wakil Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi Shalaan bin Rajh Shalaan mengatakan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) tidak terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khasoggi.
Ia mengungkapkan orang yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi adalah ketua dari tim negosiasi yang dikirim Wakil Kepala Intelijen Saudi Jenderal Ahmed al-Assiri ke Istanbul, Turki.