REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jendral PDIP, Hasto Kristiyanto menganggap pemasangan poster bergambar Joko Widodo (Jokowi) mengenakan baju raja merupakan bentuk 'penyerangan' terhadap PDIP. 'Penyerangan' tersebut, kata Hasto, merupakan makanan sehari-hari partai pemenang pemilu.
Hasto percaya diri serangan yang ia klaim sebagai kampanye hitam tersebut tidak akan membuat dukungan masyarakat rusak. "PDIP sejarahnya sudah biasa diserang, sudah biasa difitnah, sudah biasa diperlakukan tidak adil. Kantor partai diserang toh kami tetap mendapatkan dukungan dari rakyat," kata dia, Rabu (14/11).
Tidak rusaknya dukungan itu, menurutnya, didasari oleh kepala daerah yang disokong PDIP memperoleh kemenangan di banyak daerah selama Pilkada periode 2015-2017. "Paling tidak, kepala daerah PDIP menang paling banyak. Total 2015 dan 2017 PDIP paling banyak memenangkan Kepala Daerah, paling banyak menempatkan kadernya di eksekutif," ujarnya, yakin.
Untuk menjaga keutuhan partai itu, juru bicara tim kampanye nasional (TKN) ini juga menyatakan, PDIP sedang memfokuskan kaderisasi partai melalui sekolah calon legislatif. "Besok akan dibuka oleh Ibu Megawati Soekarnoputri sekolah para calon anggota legislatif angkatan ketiga. Jadi kami persiapkan dengan baik melalui sekolah partai tersebut," ucap dia.
Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI menyatakan pemasangan poster Jokowi dengan baju raja jawa bukan merupakan bentuk kampanye hitam. "Setelah kami melihat itu, foto, tulisan, sedikit pun tidak mengarah kepada ujaran kebencian, black campaign, atau mengandung unsur SARA," kata Komisioner Bawaslu Ratna Dewi Petalolo di kantornya, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (14/11).