Rabu 14 Nov 2018 20:19 WIB

Demokrat: Gerindra Jangan Banyak Mengeluh di Hadapan Publik

Gerindra diminta mengajak duduk bersama partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Seorang partisipan membentangkan baliho pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat peresmian rumah pemenangan di Surabaya, Jawa TImur, Senin (22/10/2018).
Foto: Antara/Zabur Karuru
[ilustrasi] Seorang partisipan membentangkan baliho pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat peresmian rumah pemenangan di Surabaya, Jawa TImur, Senin (22/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat meminta Partai Gerindra tidak banyak mengeluhkan partai yang tergabung dalam koalisi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurutnya, alih-alih mengeluh, Demokrat seharusnya mengajak  Gerindra duduk bersama untuk merealisasikan janji-janji yang dibuat koalisi pasangan Prabowo-Sandiaga.

Menurut Juru Bicara Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Putu Supadma Rudana, banyak janji yang sudah dibuat pasangan Prabowo-Sandiaga belum direalisasikan koalisi. Termasuk, janji memenangkan bersama antarpartai koalisi.

"Kami meminta kepada Partai Gerindra agar tidak banyak mengeluh kepada publik dan meminta partai lain untuk melakukan ini itu karena hanya akan membuka aib Partai Gerindra sendiri. Kami mendesak untuk segera dilakukan konsolidasi agar pekerjaan dan hasilnya lebih produktif," kata dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Rabu (14/11).

Adapun pernyataan Putu tersebut, sebagai respons atas pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani yang menyinggung janji Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga. Ia menyadari, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sangat mengharapkan bantuan SBY dan AHY untuk menaikkan elektabilitasnya yang cenderung stagnan.

"Di lapangan, kesukaan dan dukungan rakyat kepada AHY-SBY ini cukup tinggi," katanya,

Namun, Demokrat saat ini cenderung lebih memfokuskan kemenangan partai daripada pasangan capres maupun cawapres. Sebab, kata Putu, partai yang tidak memiliki capres harus bekerja keras untuk mendapat perolehan suara maksimal di Pemilu 2019. Karenanya, jika benar pasangan Prabowo-Sandiaga serius untuk menang, maka ia meminta pasangan tersebut merealisasikan janji-janji kepada partai koalisi.

"Optimisme yang ingin kami bangun adalah merealisasikan janji-janji Prabowo-Sandi kepada Partai Koalisi merupakan hal yang utama sebelum berjanji kepada rakyat dan kemudian merealisasikannya," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat tersebut.

Putu juga berbalik menyinggung janji Sandiaga yang disampaikan kepada SBY dan AHY dalam pertemuan Prabowo-Sandiaga di kediaman SBY pada 12 September 2018. Salah satunya meminta kesediaan AHY untuk ikut safari dengan Prabowo-Sandiaga. Namun, Putu menyebut hingga kini tidak ada kejelasan dari pihak Sandiaga terkait janji tersebut.

"Mas AHY menyanggupi tetapi tidak ditentukan waktunya kapan. Hingga hari ini, Mas Sandiaga Uno bukan hanya tidak ada itikad baik untuk menepati janji-janjinya itu, tetapi juga tidak pernah melakukan komunikasi lagi dengan Mas AHY," kata Putu.

Padahal, kata Putu, keseriusan AHY untuk membantu pasangan Prabowo-Sandiaga sudah dibuktikan dengan kesediaan menjadi Anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Ia justru mempertanyakan keseriusan Sandiaga untuk berjuang bersama dalam pemenangan.

"Seberapa serius Mas Sandiaga Uno berjuang untuk menang ketika duduk bersama antara para Anggota Dewan Pembina saja tidak pernah dilakukan, sehingga tidak jelas siapa akan berbuat apa," ujar Anggota Komisi X DPR tersebut.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut hubungan Gerindra dan Partai Demokrat berjalan baik. Namun, Muzani menyinggung janji SBY untuk melakukan kampanye untuk Prabowo dan Sandi.

"Pak SBY juga berjanji akan melakukan kampanye untuk Prabowo dan Sandi, walaupun sampai sekarang belum terjadi," kata Muzani di Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (13/11).

Selain itu, ia juga menyinggung janji kesediaan AHY untuk safari politik dengan pasangan nomor urut 02 tersebut belum dapat terlaksana. "Kemudian Pak AHY juga berapa kali akan mengikuti perjalanan Prabowo atau Pak Sandi tapi jadwalnya belum pas. Sudah beberapa kali janjian tapi kemudian belum pas. Pada waktu yang ditentukan kemudian ternyata AHY ada jadwal lain," kata Wakil Ketua BPN tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement