Selasa 13 Nov 2018 16:26 WIB

Pengecoran Jalan, Warga Agar Hindari Jalur Ajibarang-Bumiayu

Pengendara diimbau melalui jalur Pemalang-Purbalingga.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Kemacetan Lalulintas
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi Kemacetan Lalulintas

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Warga yang hendak melakukan perjalanan dari selatan Jateng/Yogya menuju Jakarta atau sebaliknya, sebaiknya menghindari ruas jalan jalur tengah Ajibarang-Bumiayu. Hal ini menyusul kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi di ruas jalan tersebut.

Plt Kabid Prasarana Lalu Lintas Dinas Perhubungan Banyumas, Hermawan, menyebutkan ruas jalan antara Ajibarang-Bumiayu merupakan jalan yang berstatus jalan nasional. ''Saat ini, ruas jalan itu memang sedang dilakukan pengecoran beton, sehingga diberlakukan sistem buka tutup,'' kata dia, Selasa (13/11).

Kondisi ini, menurutnya, menyebabkan arus lalu lintas tidak bisa berjalan lancar. ''Baik kendaraan yang dari Purwokerto menuju Bumiayu maupun sebaliknya harus berjalan bergantian. Saat arus lalu lintas meningkat, menyebabkan kemacetan menjadi cukup panjang,'' ujar dia.

Untuk itu, dia menghimbau warga untuk menghindari ruas jalan tersebut. Pengendara kendaraan bermotor dari wilayah Jateng Selatan hendak menuju Jakarta atau sebaliknya, bisa melalui jalur selatan atau jalur Pemalang-Purbalingga. ''Ini untuk menghindari kemacetan panjang di ruas jalan tersebut,'' katanya.

Sejak beberapa bulan terakhir, ruas jalan antara perbatasan Kabupaten Brebes-Banyumas hingga Ajibarang, sedang dilakukan pengecoran. Pengecoran antara wilayah perbatasan hingga Desa Cikawung sudah selesai dilaksanakan. Saat ini, pengecoran jalan sedang dilanjutkan antara ruas Desa Cikawung hingga Ajibarang.

Dari pemantauan, pengerjaan pengecoran tersebut seringkali menimbulkan kemacetan panjang baik untuk arus lalu lintas dari arah Bumiayu maupun dari arah Ajibarang. Bahkan pada malam hari, kemacetan bisa mencapai belasan kilometer karena bersamaan dengan banyaknya bus jarak jauh yang melintas karena diberlakukan sistem buka tutup.

Seorang sopir truk trailer, Sajiono (55), yang kerap melintas jalur tersebut, mengaku kemacetan di ruas antara Ajibarang-Bumiayu sudah berlangsung sejak lebih dari dua bulan lalu. ''Kalau malam hari, kemacetan lebih parah karena banyaknya bis antar kota yang hendak melintas. Terlebih pada akhir pekan,'' katanya.

Dia menyebutkan, bila lalu lintas sedang padat, jalur antara Ajibarang-Bumiayu yang biasanya paling lama bisa ditempuh selama 1 jam, bisa menjadi 4-5 jam. Untuk itu, dia berharap agar pekerjaan pengecoran jalan di ruas jalan tersebut bisa dipercepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement