Senin 12 Nov 2018 13:57 WIB

Politikus Nasdem: Kami Berbeda dengan Demokrat

Nasdem sudah menyatakan dukungan kepada Jokowi sejak awal.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Ratna Puspita
Anggota DPR Partai Nasdem Teuku Taufiqulhadi (kanan).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Anggota DPR Partai Nasdem Teuku Taufiqulhadi (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pakar Nasdem Teuku Taufiqulhadi mengatakan partainya berbeda dengan Partai Demokrat soal dukungan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Ia meyakini Nasdem akan mendapatkan pengaruh positif meski mendukung calon presiden dan wakil presiden yang bukan kader partai sendiri. 

Ia mengatakan Nasdem merupakan partai yang pertama kali menyatakan dukungan kepada Joko Widodo sebagai presiden pada Pilpres 2019. Ini sangat berbeda dengan Demokrat yang terlambat menyatakan dukungan untuk Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Baca Juga

"Berbeda dengan Demokrat, sejak awal Nasdem sudah dukung Jokowi. Kami melihat banyak hal positif terhadap partai dengan dukungan tersebut," kata dia saat dihubungi, Senin (12/11). 

Ia menegaskan, langkah yang diambil NasDem sebagai partai pertama yang menyatakan dukungan kepada Joko Widodo merupakan keputusan yang matang. Karena itu, ia mengatakan, Nasdem sudah merasakan bahwa dukungan terhadap Jokowi telah berpengaruh baik bagi partai. "Kami telah mengantisipasi hal itu," kata dia.

Kendati demikian, ia mengatakan, apa yang dikatakan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengenai Pemilu 2019 merupakan hasil survei dan kajian internal partai tersebut. Survei dan kajian menunjukkan bahwa pencapresan Jokowi-KH Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga hanya akan memberikan keuntungan bagi partai PDIP dan Gerindra sebagai partai pengusung calon presiden 

"Saya dapat memahami hal tersebut, karena itu sesuai dengan survei dan kajian internal partai bahwa tidak ada pengaruh sama sekali atas dukungan terhadap Prabowo terhadap partai Demokrat," kata Taufiqulhadi. 

Menurutnya, hal terbaik bagi partai Demokrat adalah memberikan kebebasan bagi kadernya untuk menentukan pilihannya sendiri. "Kalau ada manfaatnya bagi partai, silakan dukung, kalau tidak, ya, nggak usah," kata dia.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut PDIP dan Partai Gerindra sebagai partai yang paling diuntungkan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang. Sebab, SBY menilai kedua partai tersebut memiliki calon presiden yang berasal dari kader partai tersebut.

Menurutnya, itu konsekuensi dari Pemilu 2019 yang pemilihan legislatif dan pemilihan presiden berlangsung serentak. "Survei membuktikan saat ini membuktikan bahwa partai politik yang punya capres sangat diuntungkan. Contohnya PDI-P dengan Pak Jokowi sebagai capres kader partai itu dan Gerindra dengan Pak Prabowo sebagai capres kader Gerindra," ujar SBY saat memberi sambutan dalam pembekalan calon anggota legislatif (caleg) DPR RI di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, (10/11).

Menurutnya, suara PDIP dan Partai Gerindra dapat meningkat tajam di Pemilu 2019 dengan adanya capres dari kadernya sendiri. Sebaliknya, partai politik yang tidak punya capres dan cawapres suaranya akan menurun di Pemilu 2019.

Meski Partai Demokrat tergabung dalam koalisi mendukung pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tidak kemudian membuat partainya memiliki keuntungan suara. Hal itu diungkapkan presiden keenam RI tersebut juga sebagai tantangan berat pertama yang dihadapi Partai Demokrat di Pemilu 2019.

"Sebaliknya partai politik yang tidak punya capres dan cawapres suaranya menurun. Anjlok, itu realitas," ujar SBY. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement