REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Perkumpulan Sosial (Persos) Surabaya, Provinsi Jawa Timur, menginiasi pembangunan perdana 150 unit hunian tetap bagi komunitas adat terpencil Suku Kaili Da'a yang bermukim di lereng bukit Desa Bangga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Pembangunan hunian tetap tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola. Gubernur Sulteng didampingi Bupati dan Wakil Bupati Sigi serta Ketua Persos Surabaya Merry Tanhart, di Dusun III Padena, Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Jumat (9/11).
Para penerima hunian tetap akan menerima kunci rumah disertai dengan kepemilikan sertifikat tanah. Pembangunan rumah itu sendiri direncakan selesai pada Desember 2018. "Semoga harapan masyarakat memiliki hunian tetap dapat segera terpenuhi," kata Merry Tanhart.
Mery menjelaskan program itu terbentuk setelah sejumlah pengusaha asal Kota Palu melakukan presentasi atas kondisi Sulawesi Tengah pascabencana gempa, tsunami dan likuifaksi yang terjadi di Palu, Sigi dan Donggala. "Ini membuat hati para pengusaha di Surabaya, tergerak untuk membantu masyarakat yang kehilangan tempat tinggal," tutur Mery.
Bupati Sigi Mohammad Irwan mengucapkan terima kasih atas kepedulian komunitas Surabaya Peduli Palu, Sigi dan Donggala yang telah membantu dalam meringankan beban pemerintah kabupaten. Dalam hal pembuatan hunian bagi para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana.
Bupati berharap setelah pembangunan hunian tetap selesai, fasilitas lain juga dapat dibangun, seperti pembangunan rumah ibadah serta fasilitas pendidikan bagi masyarakat setempat. Sementara itu Gubernur Sulteng Longki Djanggola menyatakan sangat antusias atas kepedulian komunitas Surabaya Peduli bencana di Palu, Donggala dan Sigi. "Bantuan ini sangat berharga bagi masyarakat," katanya.
Gubernur juga memberikan apresiasi atas tindakan Pemerintah Kabupaten Sigi yang telah menyiapkan dan memberikan tanah bagi para pengungsi. "Ini merupakan pembangunan hunian tetap perdana di Sulteng pascabencana," kata Gubernur Longki.
Dengan pembangunan itu, Gubernur Sulteng menyebut hal ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah kabupaten dalam menanggapi masalah pascabencana. Gubernur juga menegaskan akan terus memantau perkembangan pembangunan hunian tersebut, sebagai tanda bahwa pemerintah selalu ada untuk masyarakat.