REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Hujan yang terus turun di wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menimbulkan bencana longsor di dua lokasi. Akibat bencana tersebut, tiga rumah warga mengalami kerusakan.
''Longsor terjadi Kamis (8/11) menjelang Maghrib. Tadi pagi, kami masih melakukan assesment sekaligus membantu korban yang tertimpa bencana,'' jelas Koordinator Tim Reaksi Cepat BPBD Banyumas, Kusworo, Jumat (9/11).
Dua lokasi yang mengalami longsor berada di Desa Dawuhan Wetan dan Desa Kutaliman. Kedua desa tersebut berada di wilayah Kecamatan Kedungbanteng. ''Tidak ada korban luka atau korban jiwa dalam bencana tersebut. Sedangkan kerugian, diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah,'' jelasnya.
Pada kejadian di Desa Dawuhan Wetan, longsor menyebabkan talud lahan pekarangan rumah Kosim (42) ikut ambruk terbawa material longsor. Areal yang longsor, mencapai panjang tujuh meter dan dalam empat meter.
''Rumah korban tidak sampai ikut terbawa longsor. Namun kalau dibiarkan, kondisi ini bisa membahayakan rumah korban,'' jelasnya.
Untuk itu, sepanjang Jumat (9/11), petugas BPBD bersama pemerintah dan warga desa setempat bergotong royong membuat tanggul darurat di lokasi longsor. Hal ini dimaksudkan agar lahan yang longsor tidak makin meluas.
Sementara dalam bencana di Desa Kutaliman, longsor menyebabkan rumah yang ditinggali keluarga Imam W (41) dan Ifdoli (24) mengalami kerusakan. Longsor terjadi menjelang waktu Isya, saat wilayah tersebut diguyur hujan deras.
''Bencana tersebut, menyebabkan tidak sampai menyebabkan rumah kedua warga tersebut ambruk. Namun sebagian tembok rumah, jebol karena terdorong material yang longsor,'' jelas dia.
Terkait bencana tersebut, Kusworo mengingatkan agar warga yang tinggal di wilayah perbukitan agar meningkatkan kewaspadaan. ''Sejak beberapa hari terakhir, wilayah Banyumas selalu diselimuti awan dan hujan. Kami minta warga yang tinggal di wilayah perbukitan agar lebih berhati dan waspada,'' katanya.
Ia meminta agar warga lebih mengaktifkan kembali aktivitas ronda malam. Aktivitas ini bukan untuk untuk menjaga keamanan lingkungan, namun juga untuk meningkatkan kewaspadaan kemungkinan terjadinya bencana.
''Kalau hujan lebat turun pada malam hari, harus ada warga yang ronda. Dengan demikian, bila terjadi bencana bisa segera membangunkan warga,'' katanya.