REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Jenazah salah satu awak kabin pesawat nahas Lion Air JT610, Shintia Melina, tiba di Kota Padang, Sumatra Barat, Jumat (9/11) siang, setelah diterbangkan dengan pesawat Lion Air JT250 dari Jakarta. Jenazah pramugari yang sudah mengabdi selama tujuh tahun di maskapai singa merah itu kemudian dibawa ke rumah duka untuk dishalatkan.
Isak tangis keluarga tak terbendung ketika peti mati Shintia tiba di halaman rumahnya, di Kurao Pagang, Nanggalo, Kota Padang. Setelah didoakan di rumah dan dishalatkan oleh keluarga, kerabat, dan tetangga, jenazah Shintia kemudian dibawa ke Taman Pemakaman Umum (TPU) Tunggul Hitam Kota Padang sekitar pukul 16.00 WIB. Keluarga ikut mengantar Shintia hingga tempat peristirahatan terakhirnya.
Airport Manager Lion Air Kota Padang, Ekopujianto, ikut menyampaikan pesan belasungkawa kepada keluarga korban. Ia berharap keluarga tabah dalam menghadapi musibah ini. Dirinya dan sejumlah rekan Shintia juga ikut mengantar Shintia hingga prosesi pemakaman.
"Kami datang sebagai perwakilan Lion Air Group. Kabar duka yang kami sampaikan sangat persis di hati kami. Kejadian ini duka cita. Segala sesuatu yang dipresentasikan sesuai yang dirilis KNKT, Kemenhub, Basarnas, dan pihak lainnya," kata Eko, Jumat (9/11).
Jenazah pramugari Lion Air JT610, Shintia Melina, dimakamkan di Kota Padang, Sumatra Barat, Jumat (9/11).
Sosok Shintia semasa hidup dikenal ramah dan taat beribadah. Bahkan keluarga mengaku Shintia rajin menjalankan puasa Senin-Kamis meski sedang terbang menjalankan tugasnya sebagai pramugari. Yogi Aprilia Pranata, salah satu sahabat Shintia di SMP 22 Padang dan SMA 12 Padang, ikut mengenang sosok Shintia. Menurutnya, Shintia semasa hidup dikenal sebagai pribadi yang sopan, ramah, dan humanis.
"Dia disenangi banyak orang. Dulu ketika berpapasan selalu menyapa, kaget dan terkejut saat dapat kabar ketika dia meninggal," katanya.
Jenazah Shintia adalah salah satu dari 71 jenazah yang telah teridentifikasi oleh dokter forensik RS Polri Kramat Djati, Jakarta. Maskapai Lion Air meminta kepada seluruh keluarga korban dalam nama-nama ini agar menghubungi pusat krisis di nomor 02180820002 jika mengalami kendala terkait apa pun.