Jumat 09 Nov 2018 16:08 WIB

Kubu Prabowo Tanggapi Istilah Politik Genderuwo

Dahnil setuju menghentikan politik menebar ketakutan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Dahnil Anzar Simanjuntak
Foto: dok. Istimewa
Dahnil Anzar Simanjuntak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, menanggapi istilah politik genderuwo yang dilontarkan Presiden Joko Widodo. Dahnil tidak merasa istilah itu mengarah kepada kubu Prabowo-Sandiaga.

Sebab, menurut Dahnil, politik yang menakuti-nakuti, seperti yang dimaksud Jokowi, biasanya dilakukan oleh pihak yang mempunyai kekuasaan. Karena, ia menilai, pernyataan Jokowi tersebut seperti menjadi pengingat bagi dirinya sendiri.

"Saya kira bagus Pak Jokowi menyampaikan hal tersebut sebagai pengingat karena yang bisa menebar ketertakutan adalau beliau yang memiliki semua sumber daya politik dan kekuasaan," kata Dahnil saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (9/11).

Ia pun kali ini sepakat dengan maksud pernyataan Jokowi agar menyudahi gaya politik yang menakut-nakuti masyarakat dan mengintimidasi kelompok lain yang berbeda sikap politik.

Karenanya, ia meminta agar pernyataan Jokowi kemudian ditindaklanjuti dengan pemerintah berhenti melakukan beberapa hal. Pertama, berhenti menebar ketertakutan dengan ancaman hukum dengan menggunakan alat negara.

Kedua, ia meminta berhenti menuduhkan pihak yang anti-Pancasila dan menganggap pemerintah sebagai penafsir tunggal Pancasila.

"Setop menebar ketertakutan Indonesia akan di Suriah kan, sambil menuduh mereka yang menuntut keadilan sebagai anti-NKRI dan anti-Pancasila, sementara pemerintah bak fasis menganggap dirinya sebagai penafsir tunggal terhadap Pancasila dan paling benar," kata Dahnil.

"Setop menebar ketertakutan kepada para ulama dan cerdik pandai yang kritis sebagai kelompok anti-NKRI dan anti-pancasila," kata Dahnil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement