Jumat 09 Nov 2018 07:10 WIB

BIN Tegaskan tak Terlibat Proses Penangkapan Rizieq di Saudi

BIN membantah tuduhan menganggu Habib Rizieq di Saudi.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Wawan Purwanto.
Foto: Republika/Erik PP
Wawan Purwanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto menegaskan, tuduhan BIN mengganggu Habib Rizieq Shihab (HRS) tidak benar. Wawan menegaskan, BIN tidak terlibat dalam kasus penangkapan Habib Rizieq oleh kepolisian Arab Saudi, maupun pemasangan bendera berlambang tauhid di kediaman Habib Rizieq di Saudi.

"Apalagi menuduh bahwa anggota BIN mengontrak rumah di dekat kontrakan HRS, memasang bendera maupun mengambil CCTV. Semua hanya pandangan sepihak," ujar Wawan dalam keterangan persnya, Kamis (8/11).

Tuduhan BIN memasang bendera Tauhid di tembok, Wawan mengatakan juga tidak ada bukti. Apalagi memfoto kemudian lapor ke Polisi Saudi. Wawan menegaskan BIN justru menghendaki agar masalah cepat selesai dan tuntas, sehingga tidak berkepanjangan, dan berakibat pada berkembangnya masalah baru.

Terlebih persoalan ini terjadi di luar negeri, dimana sistem hukum dan pemerintahannya berbeda. BIN bertugas melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia termasuk, kata dia, HRS.

"Tidak benar jika ada anggapan bahwa HRS adalah musuh, semua adalah anak bangsa yang masing-masing memiliki pemikiran yang demokratis yang wajib dilindungi. Jika ada sesuatu yang kurang pas wajib diingatkan," katanya.

Arab Saudi pun adalah negara berdaulat yang tidak bisa diintervensi oleh Indonesia. Operasi intelijen di negara lain adalah dilarang. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi bisa dipersona non grata atau dideportasi atau bahkan dijatuhi hukuman sesuai dengan UU yang berlaku di negeri itu.

"Tidak benar ada dendam politik. BIN adalah lembaga negara yang tetap ada meskipun silih berganti kepemimpinan nasionalnya, dan berkewajiban menjaga agar program pembangunan berjalan lancar demi kesejahteraan rakyat," tegasnya.

Wawan berharap masalah ini dapat selesai dengan segera, dengan duduk bersama. Sebab BIN tidak pernah mempermasalahkan aliansi politik HRS. BIN ingin agar anak bangsa ini tidak terpecah karena beda pandangan.

"Itu hak seseorang dan sah-sah saja. Perbedaan adalah memperkaya khasanah kebangsaan dan bukan alasan untuk terpecah," ucapnya.

Wawan menyampaikan BIN tidak mengenal istilah kriminalisasi, semua warga negara memiliki hak dan kewajiban serta kedudukan yang sama di depan hukum. BIN selalu siap membantu HRS, sebagaimana Kedubes RI juga siap membantu jika HRS dalam kesulitan, termasuk memberikan jaminan atas pelepasan HRS.

"Jadi tuduhan bahwa BIN merekayasa penangkapan HRS oleh Polisi Saudi adalah hoaks," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement