Kamis 08 Nov 2018 19:06 WIB

Ratusan Orang Ikuti Terapi Berhenti Merokok di Padang

70 persen penduduk disebut sudah terpapar asap rokok.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ani Nursalikah
Ratusan orang mengikuti terapi untuk berhenti merokok di Kota Padang, Kamis (8/11).
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Ratusan orang mengikuti terapi untuk berhenti merokok di Kota Padang, Kamis (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menginisiasi program terapi untuk berhenti merokok bagi masyarakat umum. Selain diikuti masyarakat yang memang masih aktif merokok, terapi ini juga diikuti oleh para istri yang ingin mengajak suaminya berhenti merokok.

Tak hanya itu, program ini juga dihadiri masyarakat umum yang memang ingin berprofesi sebagai terapis bagi orang yang ingin berhenti merokok. Total, lebih dari 100 orang mengikuti program terapi untuk berhenti merokok di Kantor Gubernur Sumbar, Kamis (8/11).

Kepala Dinas Kesehatan Sumatra Barat Merry Yuliesday mengungkapkan, Sumatra Barat masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat untuk menekan jumlah perokok. Tercatat sekitar 35 persen penduduk berusia 10 tahun ke atas di Sumbar yang aktif merokok. Dari angka tersebut, 10 persennya adalah perempuan.

"Ini usaha kami untuk menekan angka perokok. Dampak merokok secara kesehatan sudah sering disampaikan ya. Tapi secara ekonomi coba, seorang perokok ada yang sampai keluarkan Rp 50 ribu per hari demi beli rokok," kata Merry, Kamis (8/11).

Merry juga menyebutkan 70 persen penduduk sudah terpapar asap rokok. Artinya, orang-orang ini ikut mengisap asap rokok meski bukan perokok aktif. Baik perokok aktif dan pasif memiliki risiko terpapar penyakit seperti strok, kanker, dan serangan jantung.

Setelah program terapi untuk berhenti merokok digelar oleh Pemprov Sumbar dengan menggandeng 10 stasiun radio, Merry ingin setiap kabupaten/kota juga melakukan gerakan yang sama. Ia juga akan berkoordinasi dengan Satpol PP baik di provinsi atau kabupaten/kota untuk menegakkan Peraturan Daerah (Perda) tentang kawasan tanpa rokok.

"Kami bersama Satpol PP juga tegakkan Perda soal kawasan tanpa asap rokok. Terutama sekolah, sarana kesehatan, tempat umum, penitipan anak, dan masjid," katanya.

Terapis program berhenti merokok, Benni Warlis, menyampaikan sukses tidaknya seorang perokok untuk benar-benar berhenti merokok tergantung pada seberapa besar niat yang dimiliki. Menurutnya, seorang istri akan sulit membuat suaminya berhenti merokok tanpa dibarengi kesadaran yang sama dari sang suami.

"Kalau ingin berhenti merokok karena dilarang istri ya susah. Harus ada niat yang betul-betul dari dalam diri sendiri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement