Kamis 08 Nov 2018 05:34 WIB

Tempat Mancing di Sisa Limbah Modernland

Pemerintah Kota Tangerang akan menata ulang lingkungan sekitar Situ Gede.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Ratna Puspita
Situ Gede di Kota Tangerang, Banten.
Foto: Republika/Bayu Adji
Situ Gede di Kota Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Belasan orang berjajar di tepi Situ Gede, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Rabu (7/11). Orang-orang itu mengisi waktu tak sekadar duduk, melainkan menunggu ikan menyantap lumut yang disematkan ke mata kail.

Situ Gede memang dikenal sebagai tempat memancing oleh warga sekitar. Hampir setiap hari, selalu ada puluhan orang yang datang untuk memancing ikan, meski di dalam waduk berair keruh itu umumnya hanya terdapat ikat mujair sebesar telapak tangan orang dewasa.

Nidi (51 tahun) merupakan salah satu pemancing yang hampir setiap hari datang ke Situ Gede. Bermodal semangkuk lumut sebagai umpan, ia rela menghabiskan waktu dari pagi hingga sore hanya memancing di tepi Situ Gede.

"Di sini banyaknya ikan mujair, segede tiga jari rata-rata," kata pria asal Kota Tangerang itu saat ditemui di lokasi, Rabu (7/11).

Namun, tak hanya mujair yang sering ia dapat. Ketika apes, tak jarang ia mendapat ikan sapu-sapu. 

Di kalangan pemancing, ikan sapu-sapu memang tak dikehendaki menyantap umpan di mata kail. Sebab, ikan bersirip hitam itu tak bisa dimakan dagingnya. 

Tak heran, di sekitar Situ Gede banyak terdapat bangkai ikan sapu-sapu. Pemancing biasanya memang membuang ikan sapu-sapu yang tertangkap ke daratan, alih-alih memasukkannya kembali ke dalam air. 

photo
Memancing di Situ Gede.

Alhasil, sering tercium bau amis menyengat di sekitar area Situ Gede. "Ini nih ikan sapu-sapu," kata dia sambil menunjukkan pelampungnya yang bergoyang kencang tanda dimakan ikan. 

Mengira dapat sial, justru ikan mujair yang tertangkap. "Emang maunya diganti juga pelampungnya, enggak mau yang hijau," kata dia saat melematkan mulut ikan dari mata kail.

Nidi sebelumnya menggunakan pelampung berwarna hijau. Namun, ia mengganti pelampungnya dengan palampung lain yang berwarna oranye.

Ia berseloroh, pelampung hijau sulit untuk dilihat karena warna air Situ Gede berwarna serupa. "Pelampungnya hijau, airnya hijau. Gak keliatan," ujar dia.

Warna air Situ Gede memang berwarna hijau keruh, layaknya waduk-waduk di kota besar lainnya. Di bagian tepi danau, air tampak berbuih tipis.

Menurut dia, air di Situ Gede berasal dari pembuangan limbah rumah tangga dari perumahan Modernland, Tangerang. Kendati demikian, para pemancing tak peduli dari mana air berasal. Selama ada ikan, pemancing akan tetap ramai.

Nidi mengatakan, hampir setiap hari ramai pemancing yang datang. Apalagi ketika hari libur, ia bisa tak mendapat tempat mancing yang teduh.

photo

Memancing di Situ Gede.

Hari itu, hingga siang hari, Nidi baru mendapat dua ekor ikan mujair sebesar telapak tangan orang dewasa. Biasanya, dari pagi hingga menjelang Magrib, ia biasa membawa lima ekor ikan atau lebih untuk disantap di rumah bersama keluarga.

Para pemancing bukan hanya datang untuk memancing di waduk Situ Gede. Di pinggir waduk juga terdapat empang pemancingan khusus bagi pemancing yang ingin mendapatkan ikan jenis lain, seperti patin atau mas.

Sidi (64) adalah salah satu orang yang lebih memilih memancing di empang daripada di waduk. Sebab, ada ikan lebih besar di empang.

Untuk memancing di empang, Sidi harus merogoh kocek Rp 35 ribu per hari. Hasil yang dia dapat bisa mencapai 3-5 kilogram setiap datang ke pemancingan. 

Warga asli Tangerang itu mengatakan, di empang juga sering diadakan perlombaan mancing. Karena itu pula, ia lebih memilih memancing di empang ketimbang di waduk.

photo
Empang di dekat Situ Gede.

Menurut dia, Situ Gede memang sejak lama terkenal sebagai tempat memancing. Sebelum dijadikan waduk, tempat itu merupakan rawa dan sawah. “Tahun 1980-an saja baru dibikin waduk," kata dia.

Sidi mengatakan, Situ Gede dibangun seiring dengan pembangunan perumahan Modernland. Fungsi waduk tak lain adalah sebagai resapan air sekaligus menjadi aliran limbah rumah tangga perumahan ke Sungai Cisadane itu agar tak banjir.

"Jadi waduk dibangun pas Moderland dibangun. Jadi gak banjir Modernland. Tapi memang dari dulu gak banjir juga di sini," kata dia.

photo
Situ Gede.

Pemerintah Kota Tangerang akan melakukan penataan ulang lingkungan sekitar Situ Gede. Kepala Bidang Pertamanan dan Dekorasi Kota Tangerang Tihar Sophian mengatakan, Situ Gede untuk destinasi wisata.

"Sudah kita desain sesuai dengan arahan pimpinan dan berdasarkan karakter di lapangan," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (7/11).

Namun, menurut dia, pembangunan itu masih terkendala. Ia beralasan, aset tanah Situ Gede merupakan kepemilikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Menurut dia, Pemkot Tangerang sudah mengajukan izin rekomendasi teknis ke Kementerian PUPR. Namun sampai saat ini, kata dia, belum ada kepastian.

"Namanya rencana, bisa iya bisa tidak. Tapi kami melihat potensi Situ Gede bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata lebih baik," ujar dia.

photo

Area memancing di Situ Gede.

Sidi mengaku menyambut baik rencana Pemkot Tangerang itu. Dengan begitu, ia optimis akan semakin banyak warga sekitar yang mendapatkan manfaat dari destinasi itu.

"Dari dulu gak lernah dibenahin abisnya. Namanya masyarakat, kita seneng juga kalau Tangerang banyak tempat wisatanya. Jadi dikenal orang," kata dia.

Saat ini, di area Situ Gede fasilitasnya masih minim. Berdasarkan pantauan Republika, hanya ada mushala dan toilet yang tersedia bagi pengunjung yang ingin bersantai.

Padahal berdasarkan pengakuan warga sekitar, pernah dibuat tempat bermain anak bagi pengunjung. Namun, arena bermain yang dibuat atas inisiatif masyarakat itu kini terbengkalai. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement