Rabu 07 Nov 2018 19:05 WIB

Ini Kunci Mengapa Dua Muslimah Menang di Kongres AS

Tlaib dan Omar menang di tengah gelombang Islamofobia di tanah Paman Sam.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Rashida Tlaib (tengah)
Foto: VOA
Rashida Tlaib (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Rashida Tlaib, perempuan Palestina-Amerika, dan Ilhan Omar, keturunan Somalia, berhasil memenangkan kursi di Kongres Amerika Serikat (AS). Keduanya akan mewakili Negara Bagian Michigan dan Minnesota.

Tlaib dinyatakan menang tanpa perlawaan di Michigan. Mengetahui Tlaib menang, Omar pun segera mengucapkan selamat kepada rekannya yang juga berasal dari partai Demokrat tersebut.

"Selamat kepada saudariku Rashida Tlaib atas kemenangan Anda. Saya tidak sabar melayani (rakyat) dengan kamu, insya Allah," tulis Omar, di akun Twitter-nya, Rabu (7/11).

Sementara, Omar berhasil mengalahkan lawannya dari Partai Republik Jennifer Zienlinski di Minnesota. Ia berhasil mendapatkan suara 78,2 persen sementara Zienlinski hanya mendapatkan 21,8 persen.

photo
Warga Minneapolis memberikan suara mereka pada Selasa (6/11) dalam pemilu paruh waktu Amerika Serikat.

Omar pun mengucapkan terima kasih kepada rakyat Minnesota yang telah memberikan kepercayaan untuk menggantikan Keith Ellison mewakili mereka di Kongres. "Terima kasih ini sebuah kehormatan seumur hidup untuk mewakili Anda di Kongres," tulis Omar dalam foto yang diunggah di Twitter.

Baca juga, Menang! Tlaib Jadi Muslimah Pertama di Kongres AS.

Omar bukan hanya perempuan Muslim pertama yang mewakili Minnesota, tapi juga menjadi wakil Demokrat pertama dari Minnesota sejak 1962. Negara bagian tersebut memang di dominasi pendukung Partai Republik. Tapi, ia berhasil lolos ke Kongres dengan kampanyenya 'Medicare for all'. Omar berjanji untuk mempertahankan jaminan kesehatan yang dicetuskan Barack Obama.

Ia juga berjanji untuk melakukan reformasi dalam peradilan dan mencabut undang-undang Immigration and Customs Enforcement (ICE) yang sangat merugikan imigran. Sebab, Omar sendiri adalah orang imigran.

Omar datang ke AS pada usia 12 tahun dan dengan terang-terangan mengkritik dan menentang kebijakan Presiden AS Donald Trump yang melarang masuknya imigran dari negara-negara Muslim. Omar didukung oleh beberapa organisasi sayap partai Demokrat.

Ia didukung Justice Democrats, MoveOn, dan Our Revolution, sebuah organisasi bernapaskan sosialis-progresif yang didirikan Bernie Sanders. Organisasi yang juga mendukung anggota kongres termuda Alexandria Ocasio-Cortez.

"Saya selalu memiliki pendekatan yang cenderung keadilan sosial dalam setiap hal dalam hidup saya, saya mantan pengungsi yang tumbuh dalam peperangan dan mengerti trauma yang terkait dengan itu," kata Omar seperti dilansir dari ABC News.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement