Selasa 06 Nov 2018 15:50 WIB

Tangis Pecah di Karawang, 'Aku Masih Ingin di Sini!'

Pencarian telah dipersempit pada lingkar 250 meter.

Keluarga dan kerabat korban Lion Air JT 610 berdoa bersama usai acara pertemuan dengan petinggi Lion Air yang difasilitasi pemerintah, Senin (5/11).
Foto:
Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 menangis saat berlangsungnya sesi konferensi pers di Jakarta, Senin (5/11/2018).

Tentang badan pesawat yang belum ditemukan, Syaugi mengatakan, selama ini tim pencarian dan pertolongan memang belum menemukan. Pencarian telah dipersempit pada lingkar 250 meter karena di luar itu sudah tidak lagi ditemukan serpihan atau potongan badan pesawat. "Kalau memang ditemukan, pasti akan kita ambil," ujarnya.

Operasi pencarian

Perjalanan menuju lokasi pesawat jatuh memakan waktu kurang lebih dua jam. Sekitar 10 menit sebelum sampai di lokasi, Syaugi menyampaikan sambutan dan menyampaikan tentang operasi pencarian.

Menurut Syaugi, pencarian telah diperpanjang hingga Rabu (7/11). Akan ada evaluasi dan analisis sebelum proses pencarian dinyatakan diteruskan atau akan dihentikan.

"Akan kami evaluasi dan analisis apakah ada kemungkinan korban masih bisa ditemukan. Kalau masih ada kemungkinan, akan diperpanjang," katanya.

Sebelum menuju buritan kapal untuk tabur bunga, keluarga korban memanjatkan doa bersama dipimpin para perwira rohani TNI dalam lima agama secara bergantian.

Tangis keluarga korban Lion Air JT610 sudah mulai pecah saat doa dipanjatkan.

Di atas buritan KRI Banjarmasin-592, Syaugi memberikan keterangan kepada wartawan. Tujuan mengajak keluarga korban ke lokasi pesawat jatuh adalah agar mereka bisa mendoakan penumpang yang menjadi korban lebih dekat.

photo
Karyawan Lion Air bersama keluarga korban menyusuri laut Karawang untuk mencari jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air. (foto: Ronggo Astungkoro/Republika)

Selain itu, memberikan kesempatan kepada keluarga korban untuk melihat langsung proses pencarian dan pertolongan yang dilakukan tim gabungan. Saat itu, di lokasi memang masih terdapat beberapa kapal pencarian dan pertolongan. "Tim pencarian dan pertolongan serius dalam mencari korban. Kami tidak main-main," katanya.

Perhatian masyarakat sedang tertuju pada kecelakaan pesawat Lion Air JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang. Awalnya, pesawat dilaporkan hilang kontak pada Senin (29/10) pukul 06.33 WIB dengan posisi terakhir yang terdeteksi pada koordinat 107,07 Bujur Timur dan 05,46 Lintang Selatan.

Koordinat tersebut berjarak 34 mil laut dari Jakarta, 25 mil laut dari Tanjung Priok, dan 11 mil laut dari Tanjung Karawang.

Dalam jumpa pers beberapa jam setelah pesawat dilaporkan hilang kontak, Kepala Basarnas M Syaugi mengatakan, emergency locator transmitter (ELT) dari pesawat Lion Air JT610 tidak terdeteksi oleh medium earth orbit local user terminal (MEOLUT) Basarnas.

"Kami sampai bertanya ke Australia yang juga memiliki MEOLUT. Ternyata, MEOLUT Australia juga tidak mendeteksi ELT Lion Air JT610," katanya.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menduga ELT tidak menyala karena ikut tenggelam bersama badan pesawat. Menurut Soerjanto, ELT seharusnya menyala ketika badan pesawat menghadapi tekanan tertentu yang diperkirakan sebagai awal dari kecelakaan.

Bila sudah tenggelam, ELT tidak bisa mengirimkan sinyal. Ini karena sinyalnya merambat melalui udara. Di dalam air, pesawat akan mengeluarkan sinyal melalui underwater locator beacon (ULB) yang berupa bunyi "ping" terus-menerus. Untuk mendeteksi pesawat di dalam air, digunakan pinger finder.

Dalam proses pencarian, tim gabungan telah menemukan salah satu bagian dari kotak hitam yang berisi rekaman data penerbangan. Dari analisis rekaman data penerbangan, diketahui indikator kecepatan Boeing 737 Max 8 yang baru berusia dua bulan itu rusak sehingga pilot sulit mengendalikan pesawat.

Dalam komunikasi dengan menara pengendali lalu lintas penerbangan, pilot juga diketahui sempat menanyakan kecepatan pesawat yang dia kendalikan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement