REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kapal Riset Baruna Jaya I memperluas area pencarian korban dan bagian kotak hitam lainnya (black box) dari pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, mengatakan, Kapal Riset Baruna Jaya I yang dipakai untuk cari kotak hitam hari ini kembali ke pelabuhan untuk mengisi bahan bakar sebelum melanjutkan pencarian.
"Kami terus evaluasi dan koordinasi bersama KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) dan Basarnas untuk kelanjutan misi SAR, termasuk perluasan area pencarian," ungkapnya, Senin (5/11).
Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M. Ilyas mengatakan, Kapal Riset Baruna Jaya I masih dengan "Multi Beam Echo Sounder" mencoba memetakan lokasi yang diperkirakan terdapat cockpit voice recorder (CVR). Kemampuan teknologi ini bisa memetakan dasar laut hingga 11 kilometer (km).
"Sekali menyapu dasar laut bisa mendapatkan data image dan topografi dasar laut. Ini untuk mengidentifikasi objek dasar laut," ujar dia.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Muhammad Syaugi mengatakan, tim SAR gabungan pencarian dan evakuasi penumpang dan pesawat JT 610 akan berjuang untuk mengevakuasi semua penumpang.
"Kami tetap berusaha sekuat tenaga dengan apa yang kami miliki, kami yakin bisa mengevakuasi semua korban," kata Syaugi dalam pertemuan antara tim SAR gabungan dengan keluarga penumpang di Hotel Ibis Cawang, Jakarta.
Syaugi menuturkan pihak tim SAR gabungan telah memperpanjang evakuasi terhadap penumpang dan pesawat Lion Air JT 610 hingga tiga hari ke depan. "Untuk melakukan pencarian ini saya tidak menyerah mudah-mudahan dengan waktu yang ada ini kami tetap all out walaupun sampai sepuluh hari nanti kalau masih ada kemungkinan untuk menemukan saya akan terus mencari saudara-saudara kami ini," ujarnya.