Senin 05 Nov 2018 13:23 WIB

Atalia Kamil: TKW Sebaiknya Kuasai Teknik Dasar Bela Diri

Segala hal harus dipersiapkan sebelum berangkat sebagai TKW.

Atalia Praratya Kamil.
Foto: Dok Humas Pemkot Bandung
Atalia Praratya Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil menyarankan setiap tenaga kerja wanita (TKW) yang akan berangkat kerja ke luar negeri mengusai teknik dasar ilmu bela diri. "TKW di luar negeri harus tahu etika, tata krama. Apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat, termasuk bagaimana mereka misal bisa bela diri," kata Atalia seusai menjadi pembicara pada acara 'Jabar Punya Informasi (Japri)' di Gedung Sate Bandung, Senin (5/11).

Terkait permasalahan yang dihadapi TKW di luar negeri, kata Atalia, dirinya selaku Ketua Tim Penggerak-PKK Jawa Barat berpendapat permasalahan TKW erat kaitannya demgan sisi bagaimana menguatkan para perempuan untuk sanggup menghadapi tantangan jika mengharuskannya menjadi seorang tenaga kerja di luar negeri.

Hal itu juga termasuk ketika perempuan berada di tempat jauh dan terjadi apa-apa, mereka harus tahu mengadu ke mana. "Jadi itu semua harus disiapkan betul-betul segala hal sebelum memutuskan untuk berangkat," kata dia.

Dia juga menyampaikan rasa duka mendalam atas nasib salah seorang TKW Jawa Barat, asal Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Tuti Tursilawati, yang meninggal di Arab Saudi. "Saya turut prihatin dan berbela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga kejadian ini tidak menimpa masyarakat kita lagi," kata dia.

Beberapa hari lalu, dirinya mengunjungi kediaman keluarga almarhumah Tuti Tursilawati, bersama kepala DP3AKB Jabar, Sekda, Ketua PKK dan Kadisnaker Majalengka. Kedatangannya disambut peluk tangis ibunda dan anak Tuti.

photo

Dia mengatakan berdasarkan data yang diterimanya, ada 8.000-an TKI asal Kabupaten Majalengka yang bekerja di luar negeri. Sekitar 3.000 diantaranya bekerja di Arab Saudi.

Menurutnya, upaya maksimal sudah dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah seperti pendampingan sejak kasusnya mencuat di 2010. "Upaya sudah dilakukan maksimal oleh pemerintah pusat dan daerah karena ini sudah berjalan sejak 2010, prosesnya sangat panjang. Saya juga melihat upaya pendampingan sudah sering dilakukan," ujar Atalia.

Ia mengatakan salah satu upaya untuk mencegah kejadian serupa tidak terulang, TP-PKK Jabar bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Jabar akan memperkuat pemberdayaan perempuan. "Yang kami lakukan adalah upaya pencegahan agar tidak terjadi seperti ini lagi di kemudian hari. Ini tugas saya dengan DP3AKB," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement