Senin 05 Nov 2018 11:50 WIB

Prosesi Tabur Bunga untuk Korban Lion Air Dilakukan Besok

Dua kapal perang Republik Indonesia disiapkan untuk mengangkut keluarga korban.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah tim penyelam Dislambair Koarmada 1 TNI Angkatan Laut bersama petugas saat mengangkut turbin pesawat Lion air JT 610 di Perairan Tanjung Karawang, Sabtu (3/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah tim penyelam Dislambair Koarmada 1 TNI Angkatan Laut bersama petugas saat mengangkut turbin pesawat Lion air JT 610 di Perairan Tanjung Karawang, Sabtu (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prosesi tabur bunga akan dilakukan untuk para korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 bernomor registrasi PK-LQP di Perairan Karawang, Laut Jawa, Jawa Barat. Ada dua kapal perang Republik Indonesia (KRI) yang disiapkan oleh TNI Angkatan Laut (AL) untuk mengangkut keluarga para korban yang akan mengikuti prosesi tersebut.

"Ada (prosesi tabur bunga) besok. Mengundang keluarga," ujar Komandan Satuan Kapal Amfibi Koarmada I Kolonel Laut (P) Bambang Trijanto, di Dermaga Jakarta International Container Terminal II (JICT II), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (5/11).

Secara garis besar, kaya Bambang, prosesi tabur bunga tersebut akan menggunakan dua KRI, yakni KRI Banda Aceh-593 dan KRI Banjarmasin-592. Kapal-kapal itu nantinya akan mengangkut baik dari pihak keluarga, pihak Lion Air, serta dari instansi-instansi terkait yang anggotanya menjadi korban jatuhnya pesawat tersebut.

"Sementara untuk peserta yang saya tahu sekitar yang dikoordinasi oleh Lion sekitar 750 orang. Start dari Kolinlamil," jelasnya.

Di samping itu, hari ini, bagian-bagian pesawat Lion Air JT 610 tersebut kembali diangkut ke Dermaga JICT II. Bagian-bagian tersebut, yakni emergency locator transmitter (ELT), direction flight, dan roda pesawat.

"Ini hasil yang ditemukan kemarin oleh penyelam gabungan yang di bawah koordinator Basarnas. Cuma karena waktunya, jadi baru kita turunkan hari ini," kata Bambang.

Benda-benda tersebut berupa ELT, direction flight, sam roda pesawat yang lengkap dengan dudukannya. Ketiganya ditemukan di kedalaman 30 meter di bawah permukaan air laut dan berada di sekitar ditemukannya kotak hitam flight data recorder (FDR).

Meski kondisi di bawah laut lumpur sangat tebal, Bambang mengatakan, hal tersebut tidak menjadi kendala bagi tim penyelam. Menurutnya, para penyelam sudah terbiasa dan memang disiapkan untuk menghadapi ombak tinggi serta lumpur tebal.

"Hari ini masih kita cari apalagi sudah ditetapkan Basarnas diperpanjang tiga hari, artinya itu kesempatan buat kita menemukan CVR," jelas Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement