Senin 05 Nov 2018 07:31 WIB

Saat Iran Lawan Sanksi AS

Negara pengimpor minyak tetap diizinkan bekerja sama dengan Iran.

Kilang minyak Iran.
Foto:
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.

Sebagian besar sanksi internasional terhadap Iran dicabut pada awal 2016. Ada satu perjanjian yang menyertai pencabutan itu, yaitu Iran harus menahan program nuklirnya.

Namun, Trump mencela kesepakatan nuklir yang disetujui oleh presiden AS sebelumnya Barack Obama itu. Menurut Trump, Iran melanggar perjanjian itu. Washington pun akhirnya menarik diri.

Mencari armada

Maskapai penerbangan Iran Air tengah mencari perusahaan untuk membeli armada pesawat. Perusahaan tersebut tentu yang tidak memerlukan izin penjualan dari AS.

Hal ini menyusul kebutuhan pembaharuan armada yang menua, meskipun Iran menghadapi sanksi AS. Iran Air menyambut setiap perusahaan yang mampu menyediakan pesawat yang dibutuhkan.

"Kami bahkan menerima pesawat seperti Sukhoi 100 dan pesawat lain yang dibuat oleh negara-negara non-Eropa," kata Chief Executive IranAir Farzaneh Sharafbafi dilansir di Haareetz dari situs web Kementerian Pekerjaan Umum Iran.

Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri AS (OFAC) mencabut lisensi untuk Boeing Co dan Airbus untuk menjual jet penumpang ke Iran. Sebagian besar pesawat komersial modern memiliki lebih dari 10 persen bagian AS. Dengan begitu, mereka memerlukan persetujuan Kementerian Keuangan AS untuk melakukan penjualan.

Para pejabat Rusia menyebut pihak pembuat pesawat Shukhoi sedang mengurangi jumlah bagian AS. Harapannya yaitu memenuhi pesanan dari Iran hingga 100 pesawat.

"Kami akan mempertimbangkan pembelian pesawat jika perusahaan-perusahaan ini dapat menjual pesawat ke Iran tanpa lisensi OFAC dan bersedia bernegosiasi," kata Sharafbafi.  (ed: qommarria rostanti)

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement