REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, mengajak masyarakat Kabupaten Cianjur untuk menanam 25 pohon seumur hidup. Langkah ini dilakukan dalam rangka kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan guna mendukung upaya penyelamatan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum,
"Kita berada di Hulu DAS Citarum tepatnya Sub DAS Cisokan, Sub DAS Cikundul, dan Sub DAS Cibalagung, dimana aliran sungai ini akan tertampung di Waduk Cirata yang perlu dijaga keberadaan dan fungsinya," ujar Menteri LHK di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat akhir pekan lalu.
Menteri menjelaskan, saat ini luas lahan kritis di Indonesia adalah sekitar 14 juta hektar (ha), di mana di provinsi Jawa Barat seluas 911.192 ha (6,51 persen), dan di Kabupaten Cianjur seluas 161.746 ha (17.75 persen dari lahan kritis Provinsi Jawa Barat).
"Jika sudah kritis seperti ini akan muncul hal-hal yang kurang baik, seperti banjir, longsor, dan kekeringan. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak tersebut dilakukan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, utamanya berupa penamanan pohon, dan pembuatan bangunan-bangunan teknis pencegah erosi dan sedimentasi," lanjutnya.
Menteri kembali menekankan pentingnya aksi penyelamatan DAS Citarum di wilayah Cianjur bagi kota Jakarta, karena merupakan hulu DAS yang sangat berperan untuk mencegah terjadinya banjir dan longsor. "Dengan menanam 25 pohon seumur hidup, semangatnya kita dapat membangun hutan di rumah kita, jadi mari kita tanami sebanyak-banyaknya, jadikan DAS sebagai rumah kita," ajaknya penuh semangat.
Selain itu, untuk mencegah kerusakan DAS, Menteri Siti juga mengimbau seluruh pihak, agar dapat memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) di DAS dengan baik, serta mempertimbangkan berbagai kepentingan dalam pengelolaannya.
Gerakan menanam 25 pohon seumur hidup diterbitkan melalui Instruksi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor INS.1/MENLHK/PDASHL/DAS.1/8/2017. Dalam instruksi tersebut, masyarakat diwajibkan untuk dapat menanam dan memelihara sekurang-kurangnya 25 pohon selama hidup, selama masa sekolah hingga saat menikah.
"Kami berharap dalam rangka mengendalikan erosi dan lingkungan, kami mohon dukungan kepala desa, masyarakat, dan komunitas untuk memotivasi dan mengajak bersama-sama seluruh warga desa, sehingga gerakan penyelamatan dan pemulihan dapat terus menular antar warga," pungkas Menteri.
Berbagai aksi penyelamatan Daerah aliran sungai (DAS) Citarum dari kerusakan terus dilakukan KLHK. Selain membangun 27 unit DAM Penahan, dan 95 unit Gully Plug, KLHK juga melakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di Kabupaten Cianjur dalam Hutan Serbaguna seluas 10 ha, dan di wilayah Perum Perhutani seluas 683,28 ha`serta membagi 15.250 bibit produktif untuk masyarakat.
Ia juga mengingatkan pentingnya menanam pohon sebagai upaya penyelamatan DAS. Termasuk salah satunya penanaman di Hutan Serbaguna yang merupakan hasil inisiasi Pemerintah Kabupaten Cianjur dan didukung oleh KLHK.
Pembangunan Hutan Serba Guna sebagai model ini diwajibkan dilaksanakan di area seluas 10 Ha. Hutan Serbaguna tersebut bertujuan untuk mengembangkan pohon-pohon penghasil buah, yang diharapkan dapat menumbuhkan sentra-sentra buah unggulan nasional dan industri agrowisata.
Untuk kegiatan tersebut, Ditjen PDASHL sendiri telah menyiapkan 50 persemaian permanen dengan produksi 50 juta batang per tahun. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung semangat menanam yang kian besar.
Menteri Siti, didampingi Dirjen PDASHL Ida Bagus Putera Parthama dan Wakil Bupati Cianjur H. Herman Suherman juga menyerahkan bantuan bibit produktif secara simbolis kepada 6 (enam) kelompok tani hutan (KTH) yaitu KTH Nyengked, KTH Jemba Tani, KTH Komunitas Pohon Indonesia, KTH Cobaan, KTH Mustika, KTH Saridona II, dan KTH Tapos Makmur, serta kepada Kelompok Tani Pelaksana Kegiatan Hutan Serbaguna.
Lebih 6.000 bibit gratis jenis jeruk, jambu bool, alpukat dan mangga, juga dibagikan kepada 200 peserta masyarakat yang hadir.