Ahad 04 Nov 2018 00:02 WIB

Djoko Santoso: Kita Masih Punya Utang Sejarah

Utang sejarah adalah mengantarkan Indonesia menuju cita-cita luhurnya

Rep: Ali Mansur/ Red: Karta Raharja Ucu
Ketua tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Djoko Santoso
Foto: Republika/Da'an Yahya
Ketua tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Djoko Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Solahuddin Uno, Djoko Santoso mengingatkan para relawannya bahwa rakyat Indonesia saat ini masih mempunyai utang sejarah. Utang sejarah harus dilunaskan tersebut adalah mengantar bangsa Indonesia menuju cita-cita luhurnya.

Karena itu, kata dia, rakyat Indonesia harus berusaha agar pemimpin yang terpilih nanti bisa bisa membawa bangsa Indonesia ini menggapai cita-cita. "Kita semua ini masih punya utang sejarah angkatan 45 sudah membayar kewajiban sejarahnya dengan mengantar bangsa Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan. Kemudian dari pintu gerbang kemerdekaan menuju cita-cita bangsa itu utang sejarah kita," ujar Djoko Santoso saat meresmikan Gerakan Rabu Biru, di Jalan Bambu Apus Raya, Jakarta Timur, Jumat (2/11).

Menurut Djoko Santoso, sejarah akan mencatat apakah rakyat Indonesia saat ini bisa membayar utang itu atau tidak. Memang, diakuinya untuk membayar utang sejarah tersebut tidak mudah. Mengingat situasi saat ini sedang terjadi proses VOC-nisasi tahap kedua.

"Sehingga makin lama kekayaan yang mem-back up negara ini makin kecil. Itu tercermin dalam harga rupiah kita terhadap dolar. Kekayaan Indonesia lebih banyak dikuasai pemodal asing dibandingkan pengusaha dalam negeri," kata Djoko Santoso.

 

Djoko menceritakan di Jakarta, ada puing-puing bekas kolam renang, catnya sudah mulai mengelupas. Di sana tertulis 'pribumi dan anjing dilarang masuk'.

Itulah nasib bangsa yang kalah. Karena itu kita tidak mau kalah lagi. "Kasihan anak cucu kita nanti," terangnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement