REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610, Firmansyah Akbar, warga Jalan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dikenal sebagai sosok yang dermawan. "Adik ipar saya itu berehan (dermawan) kepada siapa pun. Ia selalu memberikan bantuan tanpa pamrih, sehingga dengan adanya informasi Firmansyah ikut menjadi korban kami keluarga sangat tidak menyangka," kata Yuli Wahyulita di Sukabumi, Jumat (2/11).
Dia mengatakan, rumah orang tua korban berada di Gang Masjid RT 17/RW 03, Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat. Korban saat ini sudah pindah ke Lippo Karawaci, Tangerang, Banten. Namun, Firmansyah secara rutin pulang ke Sukabumi untuk berkumpul bersama keluarganya.
"Saya bertemu dengan adik ipar tiga pekan yang lalu di Depok, selama bertemu tidak ada hal-hal yang aneh, semuanya seperti biasa ngobrol dan lain-lain. Sehingga kami merasa tidak percaya jika Firmansyah ikut menjadi korban pesawat jatuh," tambahnya.
Korban saat ini menjabat sebagai Kepala Seksi Penagihan pada Kantor Pajak Pratama Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Kepergiannya ke Pangkalpinang murni karena menjalankan tugas negara.
Meskipun tipis untuk bisa selamat, keluarga masih berharap Firmansyah bisa ditemukan selamat. Tidak hanya keluarga yang kehilangan sosoknya, tetapi tetangga dan rekannya pun kehilangan karena korban sangat mudah memberikan dan tidak pandang bulu dalam memberikan bantuan.
Sampai saat ini orang tua korban sudah menjalani pemeriksaan Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) di Rumah Sakit Bhayangkara Kramat Jati, Jakarta untuk mencocokkan dengan DNA para korban yang sudah ditemukan. Informasi yang dihimpun, warga Sukabumi lain yang menjadi korban kecelakaan itu adalah Rumadi Ramdhan (40), warga Kampung Cipanggulaan, RT 11/03, Desa Kompa, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.